Lipsum Text Widget

Senin, 23 Juli 2012

Sky of Love//Chapter 3// Two sided jongwoon

Diposting oleh layla3103 di jakarta 08.52.00 0 komentar
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
YeWook's ::
[ Sky of Love ]
by layla
.
- Chapter 3 : Two-sided Jongwoon -
Rated T
.
Warning ::
Typos, Genderswitch, Romance gaje
Always loving all of reviews :D
Happy Reading. .! ^-^
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
Gadis mungil itu mulai menyusuri jalan. Langkahnya gontai, ia mengingat jelas wajah namja yang ditemuinya di atap sekolah tadi. .
.
.
Kim Jongwoon.
.
.
"Aish, paboya. . Paboya. .!" gumam sang gadis kecil sembari memukul kepalanya dengan pelan. Sebenarnya ia merasa sangat tidak enak atas perlakuan kasarnya pada Jongwoon, namun ia benar-benar tidak menyangka bahwa orang yang ditemuinya barusan adalah Jongwoon, namja yang membuatnya merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bila Jongwoon adalah orang lain, maka Ryeowook nggak akan segan-segan untuk mengungkapkan perasaannya saat itu juga. Namun takdir berkata lain, dan Ryeowook tak tahu. .
.
Apakah ia sudi melihat wajah namja itu lagi atau tidak.
.
[ flashback ]
.
"Siapa yang punya keberanian untuk melempar kertas ini. .?"
.
Seorang namja dengan santainya duduk di atas meja yang berada di koridor kelas. Pandangannya begitu luas, namun sorot mata dingin tampak jelas dari kedua matanya.
Perlahan diambilnya sebuah kacamata dari sakunya, lalu ia memakai kacamata coklat itu di wajah tampannya. Tangan kanannya mengepal, terlihat secarik kertas tengah digenggam erat olehnya. 
Sedang seorang namja berambut ikal berdiri didekatnya, sambil sesekali melirik kelas yang tengah kosong tanpa penghuni.

"Nggak ada yang mau mengaku, bos. Padahal aku sudah membentak mereka semua. Tapi kurasa, pasti seorang siswa kelas X-1 yang melakukannya."

"Oh. ."

Namja itu hanya tersenyum, namun tampak jelas bahwa ia sedikit merasa kesal.
Orang yang melempar kertas ini. . 
Sudah membuatnya malu. 
Ia ingat betul bagaimana rasanya dipermalukan ketika berpuluh-puluh pasang mata tengah tertuju padanya. 
Berjalan dengan penuh kharisma, dan tiba-tiba segumpal kertas yang tidak jelas siapa pelemparnya langsung menghantam kepalanya. 
Sakit sih tidak, tapi ia harus menerima kikikan dari para namja dan yeoja di lorong kelas X itu. Wajahnya langsung merah padam, dan ia segera membetulkan kacamatanya lalu berjalan meninggalkan tempat itu dengan secepat mungkin. .
.
.
"Setelah kau tahu siapa pelakunya, beri ia pelajaran. Kau tahu 'kan kalau dia pantas mendapatkannya, Kyu. .?"

"Nae, bos. Pasti."
Seulas senyum licik tampak jelas di wajah mereka. Sang bos tampak tak sabar menanti sebuah pembalasan dendam nan 'indah' untuknya.
.
.

Sret. Dan tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Pandangannya begitu terlihat ketakutan. Dengan tangan bergetar, digenggamnya seragam olahraga yang tengah ia kenakan sembari melangkah mundur pelan, berusaha menjauhi dua orang yang tengah merencanakan pembalasan dendam itu.

Tep. Tep. Kaki mungilnya perlahan mulai melangkah mundur, senada dengan detak jam yang mulai menunjukkan pukul sembilan pagi. Sosok itu telah tertinggal beberapa menit pelajaran Olahraganya, dan ia harus segera meninggalkan tempat itu sebelum ia ketahuan telah mendengar pembicaraan dua orang namja paling ditakuti di sekolah itu. Sebelum ia berhasil meninggalkan tempat itu, tiba-tiba. .
.
.

KRAK. Seketika kedua bola mata dua namja itu langsung menangkap sosok bayangan seorang yeoja yang tengah berlari menjauhi tempat mereka berada. 
Yeoja tadi ternyata menginjak sebuah botol minuman.
Setelah melihat kehadiran yeoja tadi, tampak perasaan cemas tengah mereka rasakan, namun sang bos berusaha menenangkan Kyu yang ingin sekali mengejar dan menghajar yeoja itu. Digenggamnya tangan namja yang lebih muda darinya itu dan ia berbisik pelan.
.
.
 
"Tenanglah, Kyu. Aku tahu siapa yeoja itu."

"Siapa, bos. .? Aku ingin menghancurkannya."

"Tahan emosimu. Kalau kau hancurkan dia, maka aku akan menghancurkanmu duluan."

"Maksud. . Bos. .?" Kyuhyun menunduk. Ia tatap sang namja pirang dengan tatapan takut-takut. Dengan gagapnya ia bertanya, berharap kalau bos yang tengah berkuasa atas dirinya itu tak akan benar-benar menghancurkan dirinya.
.
.
"Ia orang yang cukup lama telah kucari."
.
.
Dan Kyuhyun mengangguk mengerti akan ucapan bosnya. .
.
.
"Kim Ryeowook."
.
.
[ end of flashback ]
.
"Akh. .!"

BRAK. Ryeowook yang tengah tergesa-gesa itu tanpa sengaja telah menabrak seseorang.
Yeoja itu segera membungkuk sebagai tanda maaf dan berlari meninggalkan sosok yang kedua siluet matanya masih menatap lekat-lekat tiap langkah kaki sang Ryeowook. 
Sosok itu hanya tersenyum melihat kecerobohan sang yeoja mungil, dan ia segera masuk ke dalam kelasnya untuk mengambil tas hitam miliknya. 
Sebentar lagi dentang bel akan segera terdengar di setiap sudut kelas, sebagai tanda pasti bahwa jam pelajaran akan segera berakhir.
.
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
.
[ Ryeowook's POV ]
.
.
Ukh, kepalaku begitu pusing. Aku benci mengingat kejadian sial yang menimpaku berturut-turut hari ini. Pertama tentang Minnie yang mencintai Kyuhyun, lalu namja yang membuatku jatuh cinta itu.
Aish, kenapa sih harus namja satu itu.? Apa nggak ada namja lain yang lebih baik darinya. .? 
Kenapa harus dia yang telah merencanakan pembalasan dendam yang begitu keji untuk sahabatku. .? 
Aku sama sekali nggak bisa menerima kenyataan kalau namja yang telah menyelamatkan hidupku adalah namja yang hampir menghancurkan masa depan Minnie. .! Akh. .Ya Tuhan. . Kenapa kau takdirkan hidupku untuk mencintai orang yang salah. .?
.
.
"J-Jongwoon. ."
.
.
Bibirku tak sanggup untuk tak menyebut namanya. Tak kuasa bagiku untuk menahan tangis begitu mengingat sosok namja yang tersenyum dengan santainya begitu ia menemuiku di loteng sekolah. 
Perih hatiku mengingat perkataan liciknya pada Kyuhyun beberapa hari lalu. Getir jiwaku begitu mengingat apa yang dibawanya untuk hadiah ulang tahunku. 

Bunga. Seikat bunga mungil dengan warna yang begitu menarik. Meski kelihatan bahwa ia baru mengambilnya dari kebun, namun aku sangat tersentuh karena itu menunjukkan kepolosan hatinya. Namun rasa itu hanyalah sekejap, karena ketidakpercayaan menyelimuti relung hatiku. Remuk hatiku ketika mengingat pernyataan jati dirinya. 

Cukup sudah diriku dipermainkan, padahal sudah begitu lama aku menanti agar bisa merasakan apa yang dinamakan cinta seperti yang telah teman-temanku alami ketika masih SMP dulu. Aku iri pada mereka, karena begitu mudahnya merasakan jatuh cinta. Meski suatu ketika cinta mereka telah patah, namun beberapa saat kemudian mereka bisa menemukan yang baru. Sedangkan aku. .?
.
.
"Jongwoon. ."
.
.
Aku tau. . Kalian pasti bosan kan mendengarku mengucap nama ini untuk kedua kalinya. .? Ya, aku tidak melarangnya. Tapi sebaiknya, kalian dengarkan lagi cerita dariku. Tentu kalian akan sangat kaget mengetahuinya, begitu pun juga dengan aku.
.
.
"Kim Ryeowook. .?"
Deg. Jantungku serasa mati mendadak begitu mendengar ia mengucapkan namaku. Dia. .? Siapa dia. .? Ah, dia. 
.
.
"Mmmhmm~~"
Namja itu bersenandung lagi begitu ia melihat aku sama sekali tak meresponnya. Namja itu. . Namja yang baru saja menghancurkan indahnya cinta pertamaku. .
.
.
Jongwoon-oppa.
.
.
Ah. . Kenapa aku harus bertemu dengannya. .
.
.
Set set. Kulihat ia sedang menggali tanah dengan sekop di depan sebuah pohon di pinggir jalan. Memang apa yang ingin dilakukannya. .? Baiklah, biar kutebak yah. . Apa ia ingin menyimpan harta karun disini. .? Atau jangan-jangan ia ingin mencuri. .?
.
.
Ah, sepertinya semua tebakanku meleset. .
.
.
Sret. Tiba-tiba saja kedua bola mataku serasa hampir copot begitu melihat sesuatu yang tengah digenggam Jongwoon-oppa. Aku tak menduga-duganya sejak awal. .
.
.
Yap. Seikat bunga kecil yang sedikit layu dikelurkannya dari saku. Itu adalah bunga kecil yang diberikannya padaku ketika berada di loteng. Sebuah bunga kecil yang telah kuhina keindahannya. Padahal seharusnya aku tahu bagaimana perjuangan bunga kecil itu untuk tumbuh dan bertahan hidup. .
.
.
Dan tep. Lamunanku buyar. Jongwoon-oppa dengan hati-hati meletakkan tanaman itu diatas tanah yang sudah digali. Kemudian dengan penuh kesabaran, ditimbunnya kembali akar tanaman itu. Sekilas kulihat raut lega menghiasi wajahnya. Ah, jadi begitu. .
.
.
Jadi ia berada disini untuk mengembalikan bunga kecil ini. .? Omona. .
.
.
Set. Kedua mataku mulai bergerak seiring gerakan Jongwoon-oppa yang cekatan.
Diambilnya sebuah selang air milik umum yang berada di dekat pohon sakura yang belum berbunga. Ah, pohon sakura yaa. . Eh. .? Tunggu dulu.
 Apa yang ingin dilakukan namja ini. .? Apa ia akan menyiramku. .? Aish, kalau aku sempat berpikiran begini, kenapa aku tak segera lari saja. .? Engh, entahlah, sepertinya kedua kakiku telah terpaku disini. Dasar pabo. .! Aku sama sekali tak tahu mengapa diriku sama sekali tak mau beranjak meninggalkan namja ini, padahal aku seharusnya merasa sangat kesal padanya. .
.
.
"Kyaa. .!" teriakku begitu ia menghidupkan selang air dan mengarahkannya ke dekat sepatuku. Ia hanya tertawa kecil, lalu menyiramkan air itu ke arah lain, ke arah si bunga kecil.

 Ia ingin bunga kecil itu tetap hidup, 'kan. .? Ah, mengapa ia begitu berbaik hati. .? Kalau ia melakukan ini untuk sekedar menipuku, aku yakin sebelumnya ia tak tahu kalau aku berjalan di belakangnya. Akupun juga baru sadar telah mengikutinya karena sedari tadi diriku hanya melamunkan hal-hal yang tidak masuk akal. Aish, sebenarnya ada apa sih denganku dan dengan namja ini. .?
.
.
Set. Kini ia mengarahkan air itu ke arahku lagi. Dengan langkah cepat aku melompat menjauhinya. Sebuah senyum tersungging di bibirnya. Mengesalkan. Tapi. .Omonaa. . Ternyata kali ini dia sedang tak memakai kacamata. .! Dua kali aku melihatnya. Ya, pertama adalah ketika aku melihat ia berbicara dengan si Cho Kyuhyun di lorong kelas. Wah, ternyata ia manis juga. Dan serangan demi serangan diarahkannya padaku. Tap. Tap. Entah sejak kapan aku mulai menikmati kejahilan yang tengah dilakukannya padaku. Dengan langkah gesit aku menghindari siraman air darinya, dan hal itu membuatku tersenyum kecil.
.
.
"Lihatlah. ."
Set. Sekilas cahaya terang melewati celah-celah diantara dedaunan pohon sakura. Wah, pasti begitu indah bukan. .? Namun yang paling indah adalah apa yang tengah dilakukan Jongwoon di depan mataku. Ia tidak menunjukkan senyuman mautnya, atau berpose layaknya foto model. Ia hanya menatap cahaya itu nanar, dan tiap helai rambutnya menari indah bersama hembusan angin. Senyum indah terukir diwajahku. Apa kalian ingin tahu apa yang tengah membuatku terpesona. .? Baiklah, aku akan memberitahukannya. .
.
.
Sekilas kedua mataku langsung berkaca-kaca begitu menatap samar-samar cahaya yang mulai terlihat menjadi sebuah siluet, yaitu sebuah siluet pelangi nan indah. Perlahan-lahan siluet itu mulai tampak jelas, dan ini seperti sedang mempertunjukkan sebuah mahakarya luar biasa. Ya, sebuah hasil pertemuan antara cahaya nan hangat dengan percikan air nan menyejukkan. Begitu kontras, bukan. .? Tapi pada akhirnya bisa menghasilkan sesuatu yang begitu menakjubkan.
.
.
"Ryeowook-ah. ."
.
.
"N-nae. .?"
.
.
"Ini. . Adalah hadiah ulang-tahunmu."
.
.
DEG. Dan sekali lagi aku hanya bisa terpaku atas kata-katanya.
.
.
Jongwoon-oppa. .
.
.
Siapakah engkau sebenarnya. .?
.
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
.
TBC. .! :D
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
kyaaaaa, udah berapa lama ya aku berenti nulis nih ff, mungkin hampir 4 bulan x ya... :D
mian kelamaan, abis wktu itu aku gk di bliin pulasa modemnya karna nilaiku turun *eh?curhat XD
tapi smoga kalian semua suka...

eithhh kalo ada yg kurang jelas, atau pun ada kata" yg salah boleh lngsung coment kok soalnya aku ngebuat dibantuin adek aku jdi ada yg sedikit keliru

COMENT+LIKENYA YA ^_^


.
.

Senin, 26 Maret 2012

Sky Of Love// Chapter 2// Our First Met

Diposting oleh layla3103 di jakarta 16.21.00 0 komentar
TITLE:: Sky Of Love
AUTHOR:: LAYLA NOER ANDIENA
CHAPTER:: 2
Cast :: Yewook
            Kyumin
 
++++++++++++++++++++++++++++++++++++


 YeWook's ::
[ Sky of Love ]
by via2myrene
.
Rated T
Warning :: Yaoi & Gaje :D
Slight pair :: KyuMin
.
-This is the second chapter-
.
Sepertinya ini nanti enggak jadi two-shot, tapi malah jadi chaptered ^^
Maap banget yaa kalo mengecewakan xD
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
[ Ryeowook's POV ]
Drrrt. Kurasakan ponselku bergetar. Engh, ini membuatku terbangun dari tidurku. Samar-samar kutatap jam dinding warna hijau muda di sebrang kasurku. Emh, pukul setengah 12 malam.
.
Eh? Siapa sih yang tega membangunkanku dari mimpi malamku? Aish, ya sudahlah. Lebih baik kulihat dulu siapa yang menghubungi.
.
Calling. . .

jOngWooN ^-^
.
Ah, ternyata dia! Aduh gawat nih, apa yang harus kulakukan? Apa aku harus mengangkat telepon darinya? Duuh, aku masih belum siap. . Jantungku terasa nggak karuan. .
.
Emh, ya udah deh, aku diemin aja daripada aku bingung mikirin sosok misteriusnya.
Hoahem, ngantuk. . Merem dulu ah. .
.
Drrrrt.
.
Masih terdengar getaran dari ponsel biru mudaku. Kenapa dia masih tidak menyerah untuk meneleponku? Apakah ia tahu bahwa semenjak ia bilang bahwa dirinya ingin bertemu denganku, aku jadi merasa selalu deg-degan tiap ia menghubungiku? Aku juga sampai berkeringat dingin ketika membalas pesan singkatnya. .
.
Drrrrrt.
.
Angkat atau enggak ya? Kalau kuangkat, paling-paling ia hanya ngucapin met malem seperti temen-temenku yang lain. Aku sering kesel kalau tidur indahku harus terusik oleh tawa jail mereka.
.
Ya udah deh, kutolak saja panggilannya. Mianhe ya, Jongwoon. Aku tak ingin kau jahili. Hehe.
.
Setelah kutolak panggilannya, segera kututup kembali kedua mataku yang terlalu lelah untuk terus membuka. Aku berharap ketika aku tertidur nanti aku bisa memimpikan boyband favoritku, Super Junior. Oh ya, sebelum aku terbangun tadi, aku sempat melihat salah satu anggotanya di benakku. Menurutku anggota yang satu ini sangat tampan. Yah, meski ia tidak terlalu menonjol, tapi suaranya begitu indah. Andai saja aku bisa bertemu dan bernyanyi bersama dengannya. .
.
Drrrrt.
.
Aish, masih saja kurasakan ponselku bergetar. Kenapa ia tak membiarkanku tidur saja sih? Dia seperti tak tahu waktu saja untuk menghubungi seorang yeoja. Apa sebaiknya kumatikan ponselku saja ya?
.
Saranghae ah Minna~
.
Nada pesanku berbunyi. Ah, mungkin Jongwoon udah menyerah karena aku tidak mengangkat telepon darinya. Aku hanya tertawa kecil begitu aku menyadari hal itu. Segera saja kuambil ponsel malangku ini yang sempat hilang. Emh, bukan hilang sih, tapi lupa dikembalikan. Meski begitu aku, tidak menyesal juga.
.
Satu pesan.
.
Deg. Deg. Jantungku terasa nggak karuan ketika ibu jariku ingin menekan tombol 'OK' untuk membaca pesan itu. Wookie, padahal belum tentu 'kan pesan itu dari Jongwoon? Tapi entah kenapa ya, aku ingin sekali mendapatkan pesan darinya meski aku takut untuk mengangkat teleponya.
.
Aish babo, baca saja lah. . Kalau itu Jongwoon kau pasti sedang beruntung. .
.
From : jOngWooN ^-^
.
DEG. Detak jantungku serasa berhenti sejenak. Ternyata benar namja ini! Duuh, kira-kira apa yang ingin dikatakannya kepadaku ya? Jangan-jangan ia ingin bilang kalau aku tidak tahu berterima kasih? Aduuh, jangan sampai ya, aku akan sangat sedih kalau dia benar-benar menulis kata-kata itu.
.
Mian_ganggu_tidurmu_hehe_.
.
Ah, Jongwoon-hyung. Tak perlu kau tuliskan, tentu saja kau telah mengganggu tidur indahku. Huh, kenapa aku harus mempedulikan orang yang kelihatannya suka menulis pesan tidak penting seperti ini sih?
.
Jam_telah_menunjukkan_pukul_12_malam.
.
Hyung, kalau kau hanya sms seperti ini, lebih baik kau kumasukkan ke panci saja bersama kepiting rebus. Anak TK saja sudah pasti tahu sekarang jam berapa.
.
Hmm, baiklah kalau begitu. .
.
.
Saenggil_chukkae_ya,_Kim_Ryeowook_!_:)
.
DEG. Eh? Saenggil Chukkae? Tanggal berapa sekarang ini? Aku sangat penasaran. Segera saja kulirik kalender yang berada di meja belajarku.
.
22 Februari.
.
Omoooo. . Paboya, Kim Ryeowook! Ia benar, hari ini memang hari ulang tahunmu! Aigo, Jongwoon-hyung, ternyata ia ingin mengucapkan selamat ulang tahun padaku ya?
.
To : jOngWooN ^-^
.
gOmawO, hYunG ^-^
.
Terkirim. Kutunggu jawaban darinya. Aigooo manisnya namja satu ini. Entah kenapa aku jadi tersenyum sendiri ketika jari-jariku menari diatas keypad untuk membalas pesannya. Kalau umma mengetahui aku tersenyum seperti ini, ia pasti akan segera menjodohkanku dengan seorang namja.
.
Drrrrt. Sepertinya ia sudah membalas pesanku. Wah, cepatnya. . Aku jadi berkeringat lagi karena tak sabar ingin segera melihat balasannya.
.
From : jOngWooN ^-^
Nae._semoga_apa_yang_kau_impikan_dapat_terwujud._:)
Ah, impian? Apa ya?
.
Hmm, mungkin aku ingin segera bertemu dengan cinta sejatiku, hyung. Sebelumnya aku belum pernah merasakan apa yang dinamakan cinta, namun kali ini sepertinya cinta itu terasa indah. Ya, begitu indah karena kau lah yang telah mengenalkannya kepadaku.
.
Tapi bila kau mengetahuinya, apakah benar kau akan tetap mendo'akan impianku yang satu ini, hyung?
.
Semoga saja ya, hyung. Aku juga berdo'a agar kau juga segera menemukan cinta sejatimu. Kau adalah sosok namja yang sangat baik. Jarang sekali aku bisa menemukan namja sebaik dirimu. Nah mulai, jantungku deg-degan lagi. Sepertinya hati kecilku jadi tak sabar untuk segera bertemu denganmu. .
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
-Di sekolah-
.
Teng teng.
Segera aku masuk ke dalam kelasku begitu terdengar suara bel masuk. Kulihat Minnie sedang berkaca dan merapihkan rambutnya. Aku tersenyum kecil melihat kecentilannya.
.
"Minnie, kau sekarang sudah suka berdandan yaa. ." Wajahnya langsung memerah begitu mendengar perkataanku. Segera disembunyikannya cermin mini yang ia gunakan untuk berkaca tadi ke dalam tasnya sembari menatapku dengan takut. Ah, apa ia sedang jatuh cinta pada seseorang ya?
.
"Oh ya, Wookie, kubawakan sesuatu untukmu, chagi!"
.
Eskpresi Sungmin langsung berubah begitu ia teringat pada sesuatu. Dipandangnya sebuah bungkusan manis yang berpita mungil dan diambilnya untuk segera diberikan kepada Ryeowook. Ryeowook yang sebelumnya tidak mengetahui apa yang dimaksudkan Sungmin akhirnya mengerti dan menunduk malu.
.
"Tak perlu repot-repot, Minnie. ."
"Hehe, tak apa Wookie! Saengil chukkae hamnida yaa!"
.
Yeoja itu akhirnya mau menerima kado dari Sungmin yang terlihat sumringah. Ia ingin Ryeowook segera membuka isi kado itu. Dalam hatinya ia berharap kalau Ryeowook akan menyukai kado pemberian darinya.
.
BRAK.
Terdengar lagi suara bantingan pintu yang membuat satu penghuni kelas terkejut dan segera mengalihkan pandangan mereka menuju sesosok namja yang sedang berdiri sambil membawa sesuatu. Begitu kupandang wajahnya agak lama, aku langsung mengenali wajah khasnya. Aku sudah tak asing lagi dengan wajah namja satu ini.
.
"KALI INI SIAPA YANG NGELEMPAR SISIR KE BOS GUE?"
.
Siiiing. Seperti kemarin tidak ada satupun orang yang mengacungkan tangannya. Kulirik Minnie yang terlihat tenang. Ah, sepertinya kali ini bukan Minnie pelakunya. Masa' sih dia ingin mencari gara-gara dengan namja galak seperti itu.
.
"Saya."
.
Mataku serasa hampir lepas begitu kulihat seorang yeoja menganggkat tangannya tinggi-tinggi dan kemudian berdiri. Beraninya yeoja ini. Sang namja yang bernama Kyuhyun itu berjalan mendekati sang yeoja yang sedang air wajahnya sedang tenang itu.
.
"KAU. IKUT. AKU."
.
Hanya itu yang diucapkan Kyuhyun sebelum ia beranjak meninggalkan kelas kami. Seluruh murid kelas menatap yeoja itu dengan pandangan yang berbeda beda. Ada yang mengasihani, dan ada pula yang menatap menghina. Tapi tidak denganku. Aku sama sekali tak tahu bagaimana penilaianku terhadap yeoja ini. Kutepuk pelan bahunya.
.
"Hati-hatilah. . " Dan yeoja itu hanya mengangguk dan segera berlari kecil untuk menyusul langkah Kyuhyun.
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
Kulewatkan satu jam pelajaran tanpa kehadiran Minnie di sebelahku. Ya, dialah yang melempar sisir tadi. Aku sangat khawatir dengan apa yang akan dilakukan Kyuhyun dan teman-temannya kepada Minnie. Pikiranku tak bisa tenang. Aku tak ingin Minnie disakiti oleh namja kasar seperti Kyuhyun.
Kupandang jendela kelasku yang kini telah diselimuti debu. Padahal aku sudah mengelapnya tadi pagi. Eh, tunggu dulu, jendela? Minnie dulu melempar kertas ke jendela itu. Bila ia melempar sisir, apakah ia juga akan melemparnya melewati jendela itu? Kenapa tiba-tiba ia bisa seceroboh itu?
.
"Kim Ryeowook?"
.
Lamunanku langsung buyar begitu kudengar sebuah teguran yang ditujukan kepadaku. Ternyata aku sudah cukup lama tidak memperhatikan pelajaran.
.
"N-nae?" Kupandang wajah guru Biologiku yang sedang menatapku keheranan. Sepertinya beliau tahu kalau aku sedang kebingungan. Kedua bola matanya kini sedang menatap tajam bangku kosong di sebelah kananku.
.
"Dimana teman sebangkumu?"
.
"D-dia. ."
.
Belum sempat ku menjawab, seorang siswa dari kelas lain tiba-tiba datang untuk menemui guru Biologiku. Nafasnya terengah-engah. Ada apa ya? Kenapa ia begitu buru-buru?
.
"Baik. Em, Kim Ryeowook, temui guru BK. Sekarang juga." Aku langsung melongo begitu mendengar perkataan guruku. BK? Apa ada yang salah denganku? Atau jangan-jangan. .
.
"Lee Sungmin sedang terkena masalah. Temui dia, kau sahabatnya 'kan?" Kuanggukkan kepalaku dan aku segera berlari ke ruang BK, Bimbingan Konseling. Perasaan kalut menyelimuti perasaanku. Pasti ini ada hubungannya dengan Kyuhyun. .
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
"Annyeong. ."
Kusapa tiga sosok yang sedang duduk di kursi masing-masing. Kulihat ada sahabatku Minnie disana. Aigoo, kenapa rambutnya kusut? Kenapa ada bekas air mata mengalir dari wajah manisnya?
.
"Wookie!" Ia langsung menangis begitu kupeluk tubuhnya yang lebih besar daripada aku. Kucoba untuk menenangkan yeoja satu ini. Ia memang cengeng sepertiku, dan aku juga ingin menangis begitu kurasakan badannya bergetar hebat.
.
"Skorsing. Dua minggu." Jari sang guru BK sedang menunjuk ke arah seorang namja dengan rambut ikal yang hanya duduk santai sembari menghisap puntungan rokok yang apinya masih menyala. Ia terlihat sama sekali tidak takut atau gelisah dengan hukuman itu. Cho Kyuhyun. Bocah kasar itu. .
.
"Permisi bu, apa yang terjadi?" Kuberanikan diri untuk bertanya pada guru yang tubuhnya sudah dimakan usia itu. Sebelum ia menjawab pertanyaanku, ia menggelengkan kepalanya kepada Kyuhyun yang hanya tersenyum setan dan kemudian dielusnya kepala Minnie dengan pelan.
.
"Temanmu hampir diperkosa oleh pemuda Cho ini di kamar mandi pria. Untung ada seorang namja yang mendengar jeritan temanmu ini. Kalau tidak, kurasa aku sudah mengeluarkan Cho dari sekolah ini." Wanita ini menatap tajam Kyuhyun. Tampak tatapan kesal dari sorot matanya.
.
"Silahkan saja kalau berani." Tantangnya pada orang yang jauh lebih tua darinya. Tak tahu sopan santun sekali namja ini! Kulepas pelukanku dari Minnie dan aku ingin berdiri agar bisa menamparnya. Ia harus sadar atas kesalahannya. Enak saja ia memperlakukan sahabatku dengan semena-mena! Dia pikir dia siapa, hah? Dasar sombong! Tapi begitu aku ingin melampiaskan emosiku, entah mengapa langkahku langsung tertahan. Ternyata Minnie segera menarik tanganku.
.
"J-jangan, Wookie. . A-aku yang salah. . Aku memang sengaja melakukannya. . Hiks. ." Kutatap Minnie dengan penasaran. Apa maksudnya dengan sengaja? Apa ia sengaja ingin mencari masalah dengan Kyuhyun ini? Aish, entahlah. Kepalaku langsung pusing begitu kudengar Minnie yang sedang mencoba untuk menjelaskan semuanya padaku. Beberapa lama kemudian pandanganku menjadi buram dan gelap seketika. Sayup-sayup suara melengking Minnie kudengar sedang menjerit penuh kekhawatiran. Ah, tolong biarkan aku tenang sejenak. .
.
[ Ryeowook's POV end ]
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
"Wookie? Wookie-ah?"
Sayup-sayup Wookie mulai bisa memandang sesosok yeoja yang terlihat menangis sedari tadi. Raut wajahnya seketika berubah menjadi lega setelah dilihatnya Wookie mulai membuka kedua kelopak matanya dan mendesah pelan.
.
"Engh. . Minnie. ."
.
Sungmin membantu sahabatnya untuk duduk dan segera membawakannya segelas air putih. Ryeowook meraihnya dan dengan perlahan meneguk air putih yang membuat tenggorokannya menjerit kehausan. Setelah menghabiskan setengah gelas air, ia mulai merasa dirinya sedikit lebih baik dan segera kembali berbaring. Sungmin menyelimuti Ryeowook dengan penuh kasih sembari tersenyum manis.
.
"Syukurlah kau telah bangun, Wookie. . Aku sungguh mengkhawatirkanmu. ."
.
Beberapa saat kemudian Ryeowook melihat setitik air menetes dari pelupuk mata Sungmin. Ryeowook yang tidak tahan melihat kesedihan Sungmin langsung menghapus perlahan air mata itu dari pipi chubby sang yeoja dan disentuhnya wajah yang terlalu sedih untuk tersenyum kembali tersebut.
.
"Jangan menangis, Minnie-ah. . Aku tak apa kok. ."
.
Sungmin langsung memeluk tubuh lemah Ryeowook dan menangis sejadi-jadinya. Ia tak bisa memenuhi keinginan sang sahabat. Ia merasa telah menyakiti si sosok mungil itu karena pilihannya. Mengapa ia harus menyukai orang seperti Kyuhyun? Apa ia tak tahu kalau Kyuhyun itu merupakan anak nakal yang sering membuat onar? Apalagi namja itu telah mencoba untuk memperkosa dirinya. Ryeowook sudah pasti sangat kecewa padanya. .
.
"Jeongmal mianheyo, Wookie-ah. . Aku salah karena menyukai Cho Kyuhyun itu. . Maafkan aku, aku tak akan menyukai orang yang salah lagi. . Hiks. ."
.
Air mata kedua yeoja itu langsung tumpah karena mereka saling merasakan perasaan satu sama lain. Penyesalan dan kesedihan tengah menyelimuti hati kecil mereka. Dua yeoja itu sama-sama tak mengetahui kapan cinta sejati itu akan datang, dan hanya membiarkan waktu yang menjawabnya. Hati mereka kini sedang mencoba untuk saling mendengarkan dan merasakan. Perlahan Sungmin mulai sadar bahwa dirinya masih belum saatnya untuk membuka hatinya, apalagi kepada sembarang orang. Ia perlu melihat dengan jelas luar dalam sosok tersebut terlebih dahulu sebelum ia menyerahkan cintanya. Di tengah penantiannya, ia berharap bahwa namja itu bukanlah Kyuhyun. Kyuhyun bukanlah namja yang baik untuknya. .
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
Drrrrt.
.
Ponsel Ryeowook bergetar begitu yeoja itu baru keluar dari UKS bersama Sungmin yang sudah mulai melupakan sedikit demi sedikit trauma yang baru saja dialaminya. Dengan cepat, dibukanya ponsel mungil itu dan dilihatnya ada sebuah pesan tengah menunggu.
.
From : jOngWooN ^-^
.
Jantung Ryeowook kini kembali berdetak tak beraturan. Jongwoon? Ini bukanlah saat yang tepat baginya untuk mengirimkan sebuah pesan. .! Kenapa harus disaat Ryeowook baru saja mendapatkan masalah?
.
Meski hatinya sedang kacau, Ryeowook akhirnya memilih untuk segera membaca pesan itu. Siapa tahu saja namja itu bisa menghapuskan sedikit lagi kesedihan yang menyelimuti dirinya. Ia memang selalu menanti pesan dari namja yang tadi malam baru saja mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Namja yang meluluhkan hatinya. .
.
aku_sedang_ada_diatas._temui_aku_sekarang_yah.
.
'MWO? Atas mana maksudnya? Atas langit?
Ah, apa jangan-jangan. .'
.
Ryeowook yang tengah dalam keadaan kalut langsung berlari meninggalkan Sungmin yang berteriak-teriak memanggil namanya. Namun kini dalam benak sang yeoja imut hanya ada sosok Jongwoon yang sangat ingin ditemuinya. Rasa penasarannya melebihi rasa sakit yang baru saja melukai hatinya, yaitu rasa sakit karena perbuatan Kyuhyun yang menyakiti sahabatnya.
.
'Jongwoon-hyung, apakah berarti kau juga siswa di sekolah ini?'
.
Itulah pertanyaan yang ingin dijawab Ryeowook saat ini. Apakah ia akan segera menemukan cinta pertamanya itu dan berbahagia bersamanya? Ataukah ia harus merasakan kekecewaan karena tak bisa menemuinya?
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
Empat puluh menit Ryeowook menunggu kehadiran Jongwoon di bangunan atas sekolahannya. Apakah yang dimaksudkan Jongwoon itu adalah di tempat lain? Mengapa ia tak memberitahunya dimana ia seharusnya datang? Apakah ia tak ingin Ryeowook menemuinya?
.
Ryeowook yang menanti terlampau lama mendesah pelan dan terlihat raut kekecewaan tengah menghiasi wajah innocentnya. Ia sedang berfikir apakah dirinya akan pergi karena telah menyia-nyiakan waktu untuk menunggu orang yang mungkin tengah menunggunya di tempat lain. Namun ia memilih untuk tetap menunggu. Seseunnguhnya bila Jongwoon bukanlah penyelamat hidupnya dan orang yang membuatnya jatuh cinta, sudah pasti ia segera meninggalkan tempat ini dan melakukan aktivitas yang jauh lebih penting. Ia melakukan hal ini hanya untuk Jongwoon seorang. .
.
.
"Sudah menunggu lama?"
.
DEG. Ryeowook langsung berkeringat dingin begitu ia mendengar sebuah suara yang terdengar berat sedang berbicara kepadanya. Ya, sudah pasti kepadanya karena tak ada siapapun yang ada disana sejak tadi kecuali dirinya. Ia kepalkan kedua tangannya dan memberanikan diri untuk membalikkan badan. Perlahan ia mulai bisa melihat dengan jelas wajah orang itu. Ya, wajah seorang namja.
.
"Gyaaaaa!"
.
Ryeowook langsung berteriak kaget begitu ia melihat Kyuhyun sedang berdiri di samping namja yang berbicara kepadanya tadi. Kyuhyun? Sedang apa dia ada disini? Ryeowook bertanya-tanya dan sangat takut dengan kehadiran namja satu ini. Pelan-pelan ia melangkah mundur, menjauhi dua namja yang menatapnya dengan tatapan yang sangat aneh. Jangan-jangan mereka telah mengikutinya sejak tadi. .
.
"Tak perlu takut, Kim, aku tak akan mengganggumu. Aku duluan, bos."
.
Kyuhyun menyeringai bagai iblis begitu ia melihat betapa takutnya Ryeowook. Kemudian ia melipat kedua tangannya sembari melangkah menjauhi namja yang ada didekatnya. Namja yang biasanya hanya berteriak marah itu secepat kilat berbalik arah dan memilih meninggalkan dua sosok itu di lantai atas sendirian. Ia terlihat tak terlalu peduli dengan urusan teman namjanya itu.
.
"K-kau. ."
.
Perhatian kini tertuju pada namja yang sedari tadi hanya menatap Ryeowook. Namja itu hanya tersenyum kecil dan melangkah mendekati Ryeowook yang tetap melangkah mundur, tak ingin didekati. Ia berpikir bahwa pastilah sang namja adalah teman Kyuhyun, dan pasti juga ia berperilaku buruk seperti Kyuhyun. Ia tak mau kalau nasibnya tidak beruntung seperti Sungmin. Ia tak mau. .
.
"Kim Ryeowook 'kan?"
.
Hanya anggukan yang mewakili jawaban si penakut Ryeowook. Namja itu tertawa pelan dan menyibakkan rambutnya sedikit. Rambutnya pirangnya langsung menata dirinya masing-masing dan terlihat beberapa tindik menghiasi telinga kirinya. Dihadapan Ryeowook saat ini, ia sedang mengenakan sebuah kacamata hitam dan menghiasi wajahnya dengan sebuah senyum maut nan 'misterius'. Penampilannya sama sekali tak bisa dibilang rapi. Ia justru terlihat seperti anak yang suka melanggar peraturan.
.
"Baiklah, sebelumnya annyeong. Kulihat kau menunggu begitu lama disini, apakah kau tak merasa bosan?"
.
Ryeowook hanya menggeleng sebagai jawabannya. Ia terlalu malu untuk membuka dirinya pada orang yang tidak dikenalnya. Wajah namja itu tampak sumringah begitu ia melihat rok milik Ryeowook sedikit terbuka karena hembusan angin. Yeoja itu langsung kelabakan dan segera menutupi roknya.
.
'Jangan-jangan benar kalau dia ingin memperkosaku. .
Aish, kalau begitu. .
.
Aku harus lari. .!'
.
Ryeowook langsung membalikkan badannya dan berlari menuju pintu yang terbuka dengan lebarnya. Ia ingin segera lari dari namja urakan ini, dia tak ingin keperawanannya direnggut oleh orang yang sama sekali tak dikenalnya. Ia tak mau kalau dia akan berakhir tragis. .
.
GREP. Keringat Ryeowook langsung bercucuran begitu ia merasakan tangannya di tarik oleh si namja yang ternyata gerakannya jauh lebih gesit daripada sang yeoja imut. Ryeowook mencoba untuk melepaskan genggaman kuat itu dengan tenaga yang paling besar miliknya, namun tentu saja gagal. Namja itu tak juga melepaskan genggamannya. Ketika Ryeowook menarik dirinya ke belakang dengan kekuatan penuh, namja itu melepaskan genggamannya dan membuat Ryeowook jatuh. Gadis muda itu meringis kesakitan.
.
"APA MAUMU?"
.
Emosinya memuncak begitu ia melihat tatapan sok enggak bersalah milik sang namja berambut pirang yang tertawa kecil dan mengambil sesuatu dari balik jaketnya. Ryeowook terkejut begitu ia melihat sebuah bunga kecil disodorkan tepat di wajahnya. Apakah namja itu penggemarnya?
.
"Selamat ulang tahun, Kim Ryeowook! Perkenalkan, Jongwoon imnida."
.
Ryeowook yang tengah memegang bunga kecil itu langsung melepaskan pegangannya. Ia sangat terkejut dan sekaligus tidak percaya. Kedua bola matanya menatap namja yang mengaku Jongwoon itu dari atas ke bawah. Sangat jauh dari bayangannya. Ryeowook langsung tidak percaya kalau namja macam ini adalah Jongwoon.
.
"Bacalah. Semoga kau percaya."
.
Gadis manis itu langsung terkaget begitu ia melihat sebuah pesan terpampang jelas di layar ponsel sang namja.
.
from : Kim_Ryeowook_:)
gOmawO, hYunG ^-^
.
DEG. Yeoja itu menggeleng dan segera berdiri. Ia melangkah mundur, menjauhi Jongwoon yang menatapnya dengan penuh keheranan. Setelah beberapa lama, akhirnya ia berani membuka mulutnya untuk bicara.
.
"Bunga ini jelek sekali. Aku nggak menyukainya, lebih baik kau pergi saja."
.
Tatapan kecewa terlihat jelas di wajah Jongwoon. Ia berpikir bahwa ternyata Ryeowook melihat seorang namja hanya dari luarnya saja. Ia menggenggam erat bunga yang baru dipetik dari kebun miliknya itu dengan erat sembari melihat bayangan Ryeowook perlahan menghilang dari pandangannya. Jongwoon merasa bahwa dirinya mungkin tak pantas untuk yeoja manis seperti itu. .
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-

TBC! :D

-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
Mianheyo karena aku belum sempet bales atu-atu, tapi semoga suka yaa. . ^^
,kalau begitu, apakah boleh ff aneh ini aku jadikan ff chaptered? kalau boleh aku akan lanjutin. . ^-^
.
JANGAN LUPA COMENT + LIKE NYA YA. ^o^

~GOMAWO~
.

Rabu, 21 Maret 2012

Sky Of Love (Chapter 1) // My Lost Phone

Diposting oleh layla3103 di jakarta 17.12.00 0 komentar
 Title      :: Sky Of Love
Chapter :: 1
Author   :: layla noer andiena
Cast      :: Yewook
                Kyumin          

Disclaimer ::  Apakah kau telah mengetahui
                        Kalau aku sangat mengagumi dirimu?

                        Tiap detik aku menginginkan kehadiranmu
                        Melengkapi pemandangan indah yang terlihat oleh kedua bola mataku

                         Perlu kau tahu
                         Aku tak melihatmu dengan cara pandang yang biasa
                         Karena aku,
                         Tak melihat indahnya parasmu atau menawannya senyummu
                         Melainkan sesuatu yang tak bisa dilihat dengan mata kepala
                         Namun bisa dirasakan dengan lembutnya hati

                         Kau pasti tahu apa itu
                         Ya,
                         Cinta.

                        Andaikan kau tahu
                        Bahwa ada seseorang yang selalu menginginkan keberadaanmu
                        Disisinya, suatu saat nanti
.
                        Ia inginkan hangatmu,
Ia inginkan senyummu,
dan ia inginkan. .
.
Cintamu.
.
Suatu saat nanti aku pasti akan mendapatkan hatimu
Meski yah, aku bukanlah orang yang sempurna dimatamu
Aku yakin kau pasti inginkan orang yang jauh lebih sempurna
Namun bagiku, cinta bukanlah mencari sebuah kesempurnaan,
Melainkan dihadirkan untuk menyempurnakan
.
Andai kau dan aku bisa bersatu,
Aku berjanji akan membuatmu tersenyum selalu
Meski jiwa dan ragaku akan terkikis oleh waktu. .
.
Dan bila kehadiranku telah menjadi berarti bagi dirimu. .
Tetaplah tersenyum dan menjadi sosok yang hangat
Karena itulah yang membuatmu begitu indah dimataku. . 
#kepanjangan ya? ah lanjut ya *plakk
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x
.
a YeWook's ::
[ Sky of Love ]

.
Two-shot, first chapter & gender-switch. .! ^^
Rated T
.
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
.
"Annyeong, Sungmin-ah!"
 
Sapa seorang yeoja manis kepada temannya yang baru datang ke sekolah. Yeoja yang bernama Sungmin itu membalas tersenyum sembari mengambil tasnya yang tadi tergeletak di kursi sebelahnya.

"Annyeong juga, Ryeowook-ah! Bagaimana, apakah rencanaku berhasil?"

Sungmin bertanya pada yeoja yang bernama Ryeowook dengan semangat. Ia sangat berharap bahwa Ryeowook akan mengatakan 'ya', atau paling tidak mengangguk padanya. Namun sayang, Ryeowook membalasnya dengan gelengan lemah. Yeoja manis nan lugu itu hanya menunduk.

"Ah, ternyata. ."

Sungmin harus kecewa. Sebenarnya Ryeowook sedih melihat sahabatnya kecewa seperti ini, namun ia tak dapat berkata apa-apa, karena ia memang tidak bisa memenuhi harapan Sungmin.
.
"Jeongmal mianhe, Sungmin-ah. ."

.
(flashback)


"Ryeowook-ah, kau cantik sekali hari ini."

Kata seorang pria pada Ryeowook yang duduk manis di sebuah restoran mewah. Mereka duduk berhadapan, dengan sekuntum mawar merah yang menghiasi tempat mereka berbincang. Gadis manis itu hanya menunduk malu sembari menyembunyikan wajahnya yang memerah. Sang pria tertawa.

"Haha, kau benar-benar gadis yang polos. Oh ya, ngomong-ngomong apa penampilanku keren malam ini?"

Tanya sang pria yang terlihat sangat bangga dengan jas hitam yang dikenakannya. Ryeowook hanya mengangguk.

"Sudahlah, jangan malu-malu. . Sebentar lagi kita akan menjadi sepasang kekasih kan?"
Ryeowook terkejut begitu mendengar pernyataan dari bibir pria yang ada dihadapannya. Yeoja itu merasa sang pria dengan seenaknya berbicara seenteng itu. Kemudian ia memandang pria itu lekat-lekat, dan ia merasa bahwa dirinya sama sekali tidak tertarik dengan pria yang sombong seperti itu. Ia kembali menunduk.

"Apakah aku tampan?"

Pria itu bertanya lagi. Ryeowook tak menjawab. Hal ini membuat sang pria terpancing emosi.

"AKU TANYA, APAKAH AKU TAMPAN KIM RYEOWOOK?"

DRAK. Pria itu memukul meja dengan keras dan membentak sosok yeoja polos yang menatapnya ketakutan. Semua tamu langsung menatap dua orang yang sedang dalam masalah itu, namun kembali pada kesibukannya masing-masing ketika sang pria mulai duduk kembali.

"Apa kau sudah tuli?"

Tanyanya kasar. Yang ditanya hanya tetap menunduk sembari menahan air mata karena bentakan dan ucapan kasar yang ditujukan padanya.

"M-mianheyo. ."

Hanya itu yang diucapkannya sebelum akhirnya ia mengambil tas putihnya dan melangkahkan kaki menjauhi restoran mewah yang mempertemukannya dengan pria yang telah membuatnya menyakitinya itu. Sang pria yang membentaknya tadi tidak terima dan mengejar langkah si yeoja.

"Mau kemana kau?"

Dengan langkah yang lebih panjang, pria itu berhasil mengejar Ryeowook dan menguatkan genggaman pada tangan mungilnya. Sang yeoja hanya bisa menahan sakit sambil mencoba melepaskan genggaman itu.

"L-lepaskan!"

Jeritnya. Namun pria itu sama sekali tidak mau melepaskan tangannya dan mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Ryeowook. Yeoja itu berteriak.

"GYAAA TOLOOONG!"

Tiba-tiba pandangan Wookie menjadi gelap. Ia merasakan tengkuknya sakit. Setelah itu ia tak bisa melihat apa-apa selain mendengar suara pria lebih muda yang mencoba membangunkannya.

(flashback end)

"APA? Jadi itu sebabnya lehermu memar seperti ini?"

Sungmin mengangkat rambut panjang Ryeowook dan terkaget begitu ia melihat kulit sang yeoja yang putih mulus menjadi kebiru-biruan. Ia terlihat marah.

"N-nae. ."

Kata Ryeowook dengan polos. Sungmin hanya bisa menggeleng dan meremas kertas yang tadi tergeletak di mejanya. Ia lempar kertas itu ke luar jendela.

"Akan kubuat perhitungan pada om-om sialan itu!"

Kata Sungmin yang kembali duduk pada bangkunya. Ia tatap tajam ponsel miliknya dan mencari nama orang yang ingin ia amuk. Tiba-tiba Ryeowook menyadari sesuatu.

"S-Sungmin-ah, ponselku. ."

Sungmin yang menangkap arti dari raut wajah Ryeowook langsung mengerti. Mereka berdua langsung panik dan mencari ponsel Ryeowook di sekitar bangku mereka. Dicari di tas Ryeowook, nihil. Tak ditemukan ponsel berwarna biru muda miliknya. Akhirnya Sungmin mencoba menelpon ke nomor Ryeowook.
 Tiba-tiba terdengar suara seorang yeoja. Sungmin terlihat antusias menjawabnya.

"HALO?"

Teriak Sungmin pada si pemilik suara, namun si pemilik suara terdengar tidak menanggapi ucapannya. Karena merasa tak dihargai, aegyo yeoja itu langsung marah.

"Hei! Aku berbicara pada—"

Ucapannya terputus. Ia langsung menutup ponselnya dan memukul meja.

"Ada apa, Sungmin-ah? Siapa dia?"

Tanya Ryeowook yang penasaran. Ia merasa ada sesuatu yang aneh pada sahabatnya yang gampang panik itu.

"Hmm, apa kau mau tahu apa yang dikatakan yeoja yang menganggkat teleponku tadi?"
Ryeowook tentu saja mengangguk. Ia mendekatkan telinganya pada Sungmin.

"Yang dikatakannya. .

.
Nomormu sibuk."
Jawab Sungmin dengan lemas. Ryeowook tertawa kecil mendengarnya.
.
"HOI!"

Tiba-tiba fokus Min-Wook teralihkan pada sosok namja yang sedang berdiri di depan pintu kelas mereka. Sungmin yang mengenali namja itu langsung bersembunyi di belakang Ryeowook yang lebih mungil darinya.

"SIAPA YANG NGELEMPAR KERTAS INI KE BOS GUE?"

Kata namja itu dengan lantang sambil mengacungkan seuntal kertas yang dilempar Sungmin tadi. Tentu saja tak satupun dari penghuni kelas itu yang mengacungkan tangan. Dan karena tak ada yang mengaku, namja itu pun mengamuk.

"SIAPAPUN YANG NGELEMPAR KERTAS INI PADA BOS-KU, KUJAMIN KALIAN AKAN MENYESAL!"

Setelah menendang meja guru yang ada dihadapannya, namja itu akhirnya pergi. Sungmin menghela nafas lega dan perlahan ia kembali ke tempat duduknya. Ryeowook sedikit bingung dengan sikap Sungmin.

"Sungmin-ah, kenapa kau bersembunyi?"

Tanyanya dengan pelan. Sungmin menelan ludah dulu, baru ia menjawab dengan agak takut.

"Eh, sebenenarnya, dia. . Dia itu Cho Kyuhyun, anggota geng yang ada di sekolah kita." jawabnya. Sosok mungil yang ada dihadapnya hanya memandang dengan tatapan tak mengerti, dan Sungmin yang merasa agak risih dengan pandangan innocent itu langsung memukul pelan bahu sang yeoja manis dan tersenyum kecil.

"Sudahlah, jangan kau pikirkan. Belajarlah, nanti istirahat kita cari ponselmu."
tuturnya yang lagi-lagi dibalas dengan anggukan kecil.
.
-x-
.
(jam istirahat, di perpustakaan)

"Apa kau sudah menemukannya di rak sebelah barat, Ryeowook-ah?"

Ketika istirahat Min-Wook mencari ponsel Ryeowook di perpustakaan. Ryeowook hanya menggeleng begitu mendengar pertanyaan Sungmin. Tadi pagi ia memang sempat mampir ke perpustakaan untuk meminjam buku Biologi.

"Kurasa ponselmu ketinggalan di rumah."'

Kata Sungmin yang hampir menyerah setelah membongkar rak buku IPA dan ia tak juga menemukan ponsel itu. Ryeowook lagi-lagi hanya menggeleng.

"Aku rasa aku tak mengeluarkannya dari tasku. ."

"Hmm kalau begitu, apakah tadi malam saat kau membawa tas putihmu ini saat bertemu dengan Soo Man-ssi?"

tanya Sungmin yang lebih cerdas dari Ryeowook. Ternyata pria yang mengajak makan malan Ryeowook kemarin malam adalah Lee Soo Man.

"I-iya. ."

"Terus saat kau bangun, kau berada dimana?"

"Di—kamarku. .?"

"Siapa yang membawamu pulang? Apa ummamu tak memberitahumu apapun?"

"Beliau hanya bilang aku pingsan di depan restoran dan aku diantarkan oleh seorang pria. ."

"Waaah babo sekali kau, Ryeowook! Kalau begitu kita tanyakan pada umma-mu saja!"

Sungmin yang kesal langsung menarik tangan Ryeowook untuk segera keluar dari perpustakaan. Namun tiba-tiba Ryeowook melihat sesuatu.

"P-ponsel. ."

"Iya aku tahu, kita tanyakan dulu pada umma-mu!"

"B-bukan Sungmin-ah, maksudku itu— ponselku di meja itu. ."

Sungmin menghentikan langkahnya. Ia berbalik arah dan menatap ke arah yang ditunjuk Ryeowook. Sebuah ponsel berwarna biru muda. Persis seperti milik Ryeowook. Setelah diteliti lagi, memang benar, itu ponsel Ryeowook.

"Bagaimana bisa? Aku tadi sudah mencarinya di meja itu!"

Kata Sungmin yang histeris melihat keberadaan ponsel itu. Padahal dia yakin betul kalau dia sangat teliti dalam mencari sesuatu.

"A-aku tak tahu, sepertinya ada orang yang menemukannya. ."

"Dan orang itu pasti bertemu denganmu tadi malam!"

"Engh, mungkin. ."

Kata Ryeowook yang mengangkat kedua bahunya lalu mengambil ponselnya dan mengajak Sungmin pergi. Ia sebenarnya penasaran dengan orang yang tiba-tiba meletakkan ponselnya di atas meja perpustakaan ketika ia ada disana. Seharusnya orang itu ada di sekitar sini 'kan? Dan dia pasti murid di sekolah ini.
.
-x-
.
(di rumah Ryeowook)

"Halo?"

Pukul 12 malam. Terdengar suara seorang namja di sebrang telpon yang kini sedang diangkat Ryeowook. Yeoja yang sedang mengantuk itu terkaget, karena ia sedang mendengar suara mengingatkannya pada sesuatu.

"Halo. Kim Ryeowook 'kan?"

Tanyanya. Ryeowook hanya menjawab 'ya' dengan pelan. Namja itu tertawa.

"K-kau siapa?"

Tanyanya dengan takut. Ia tak mengenal nomor si penelpon. Ia mengangkat telpon dengan mata terpejam karena ia pikir yang menelpon adalah Sungmin.

"Aku orang yang membawamu ke rumah kemarin malam."

DEG. Jantung Ryeowook berdegup kencang. Mengantarnya? Kemarin malam? Jangan-jangan benar kalau namja ini. .

"Kemarin aku mencoba membangunkanmu karena kulihat kau pingsan setelah berteriak minta tolong. Karena kulihat kartu pelajar di ransel depanmu, maka kuputuskan untuk mendatangi alamat rumahmu."

Katanya dengan jelas. Ryeowook mengangguk mengerti. Yeoja manis itu ingin sekali mengucapkan terima kasihnya kepada namja yang menolongnya ini, namun ia teringat sesuatu.

"Tapi, bagaimana kau bisa tahu nomor teleponku?"

"Oh, itu. Aku meminjam ponselmu untuk menelpon taksi karena saat itu aku nggak bawa ponsel. Nah, masalahnya, malam itu aku panik banget jadi lupa ngembaliin ponselmu. Mian ya."

Kata namja itu dengan sopan. Ryeowook tersenyum atas perkataan sang namja.

"Enggak apa. Aku berterima kasih atas kebaikanmu."

Senyumnya semakin merekah karena terdengar suara tawa pelan dari sebrang.

"Ngomong-ngomong kamu gak tanya nih kenapa ponselmu bisa sampai di meja perpus?"
Kata sang namja dengan enteng. Ryeowook langsung terkaget dan baru menyadari hal itu.

"A-aku. ."

"Tenang saja, aku akan menemuimu secepatnya. Kau akan mengenalku."

DEG. Lagi-lagi jantung Ryeowook berdegup kencang. Kata-kata namja ini mambuatnya merasa 'berbeda'. Ia belum pernah merasakan perasaan aneh seperti ini. .

"Oh ya, namaku Jongwoon. Senang bisa melihat dan mendengar suaramu. Annyeong, Ryeowook ah."
Ditutupnya pembicaraan itu. Ryeowook yang sedari tadi merasakan wajahnya memanas hanya terdiam, tak mengerti dengan keadaan rumit yang sedang menyelimutinya. Namun satu hal yang ia pastikan, bahwa kini dirinya sedang mengalami sesuatu. .

Jatuh cinta.

-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-

TBC ^^

-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-

More YeWook ff! ^o^ author sengaja nggak bikin humor, soalnya author lagi pengen nyoba menulis cerita yang agak serius ^^

Apa readers suka? :D
Ceritanya pasti ngebosenin TT-TT jeongmal mianheyo yaa. . xC

Jangan Lupa Tinggalkan Like + Comentnya 

Seperti biasa kalau tidak author bakalan UNTAG
~Gomawo~

Apa readers pengen next chapternya. .?

Sabtu, 17 Maret 2012

Beast - I knew It Lyrics

Diposting oleh layla3103 di jakarta 16.33.00 0 komentar
I Knew It Lyrics
by BEAST/B2ST

Romanization

ireol jul arasseo ireol jul arasseo
yojeum dallajin geotman gata
an hadeon hwajangdo jinhage
an gadeon keulleopdo gane Huh

wae jakku singyeongi sseuineunji useo neomgiryeogo haenneunde
useumi naojil annne
(eonjebuteoyeonneunji) niga nal gatgo noratdeon ge
jeongmal jinsimieonneunji (eotteoke niga ireol su isseo)
eojjeonji yojeum deureoseo manhi dallajyeotda haesseo
geureon juldo moreugo Oh neoman saranghaesseo
naega ireol jul arasseo Uh

niga geu namjal mannareo gandago haesseul ttae
wae neol geuttae butjapji motaesseulkka
ireol jul arasseo Uh

moreuneun jeonhwabeonhoga tteul ttaebuteo
geuttaebuteo ireol jul arasseo
jagiya, uisimhaneun ge anya nae mam alji
neol neomu saranghaeseo geurae geureonikka jamsiman
haendeupon jom jwo bwa hwaginhal ge isseoseo geurae
bimilbeonhoneun tto eonje bakkwonwanni

tonghwa mongnogi wae iri kkaekkeutan geolkka
meongcheonghage jeonbu da jiwobeoryeotguna
Ha… gwiyeomne uri aga

neo manhi isanghae soljikhi malhae
na jom hwanaryeogo hae

(neon wae nal tteonagasseo) ireon naega jigyeowojyeosseo
jeonhwagin wae kkeojyeo isseo (na jigeum hal mari inneunde)
moksoriman deutgoseo geunyang jibe doragalge
gidarilge yeogiseo ni jip mun apeseo
naega ireol jul arasseo Uh

niga geu namjal mannareo gandago haesseul ttae
wae neol geuttae butjapji motaesseulkka
ireol jul arasseo Uh

moreuneun jeonhwabeonhoga tteul ttaebuteo
geuttaebuteo ireol jul arasseo
naega mwol jalmotaesseo?

(saenggakhaebomyeon naega jalmotan geon hana eomneun geot gateunde)
soljikhage malhaejwo

(soljikhage malhaji anhado imi da algo itgin hae)
geurae ije jeongmal geumanhalge

jugeodo chamgi himdeulmyeon malhae Baby Please
(jeongmal majimageuro han madiman halge)
geuttae geu saram, ani geuttae geu nomi matji

jalsaenggigin haetdeonde geuri deumjikhae boijin anteonde mallya
nega museun jalmosini

neomu chakhan ge joeramyeon geugeo hanappuniji
ne yeope naega inneungeol arasseul tende
naega cham useuwo boyeonna bwa geu jasik
kkeunchi ma jagiya mureobolge isseoseo geurae
eo… yeogi eodijjeumi… geu nom jibi matji?
naega ireol jul arasseo Uh

niga geu namjal mannareo gandago haesseul ttae
wae neol geuttae butjapji motaesseulkka
ireol jul arasseo Uh

moreuneun jeonhwabeonhoga tteul ttaebuteo
geuttaebuteo ireol jul arasseo

English Translation
I knew it, I knew it
You seem to have changed these days
You’ve been putting on a lot of makeup when you used to not put on any
And you’ve been going out to clubs when you used to not go at all, huh
It keeps bothering me

I tried to just laugh it off
But I can’t
(Since when was it)

That you’ve been playing with me
Were you really truthful

http://kyumincople.blogspot.com/
(How can you do this to me)
No wonder you’ve changed a lot these days
I didn’t even know, oh, and loved you only
* I knew this would happen, uh
When you said you were going to meet that guy
Why didn’t I stop you

I knew this would happen, uh
The moment I saw an unknown phone number
Since then, I knew this would happen

Honey, I’m not being suspicious, you know how I feel, right?
It’s because I love you so much

So can I see you phone for a second?
I just need to check something
When did you change your password?
And why is your recent call list empty?
You foolishly erased it all, huh
Ha.. you’re cute, my baby

You’re acting really strange, just tell me the truth
I’m starting to get a little mad
(Why did you leave me)

Did you get sick of me for being like this?
Why is your phone turned off?

(When I have so much to tell you)
I’ll go home after just listening to your voice
I will wait, here in front of your house

* Repeat

What did I do wrong?
(When I think about it, I don’t think I did anything wrong)
Tell me the truth

(Even if you don’t, I actually already know)
Okay, I will really stop now

Tell me if you really can’t bear it anymore, baby please
(For real, I will say one last thing)

That guy back then, no, that jerk is the one, right?
He was good looking but he didn’t seem reliable
Who are you to blame?

Your one fault would be being too nice
He must have known that I was your boyfriend
He must have looked down on me, that jerk
Don’t hang up, cause I have something to ask you hun
Um… somewhere around here is that jerk’s house, right?

*Repeat

Sabtu, 10 Maret 2012

Lirik Lagu Miss A - Touch

Diposting oleh layla3103 di jakarta 18.35.00 0 komentar
[Jia]
Dadhin nae gaseumeul nugudo saranghal suga eobtda
Geureohke midottneunde eoneusae nae gaseumi yeolligo isseo

[Min]
Gudeun nae gaseumeun dashineun seolleil suga eobtda
Geureohke mideottneunde neoreul bol ddaemada nae gaseumi dwieo

You touch my heart baby (touch touch)
You touch my heart baby (touch touch)

[Suzy]
Budeureoun songillo nae maeumeul eoreomanjyeo

You touch my heart baby (touch touch)
You touch my heart baby (touch touch)

[Fei]
Nae maeumeul modu da da da gajyeo gasseo

[Jia]
Sangcheoreul jugido badgido ijeneun jeongmal silhda
Geureohke mideottneunde neowaneun wae geureon iri eobseul geot gatni

[Min]
Gaseume sangcheoga naeulyeomyeon hanjami geollil geoda
Geureohke mideottneunde eoneusae naega neoui pume angyeoisseo
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/m/miss_a/touch.html ]
You touch my heart baby (touch touch)
You touch my heart baby (touch touch)

[Suzy]
Budeureoun songillo nae maeumeul eoreomanjyeo

You touch my heart baby (touch touch)
You touch my heart baby (touch touch)

[Fei]
Nae maeumeul modu da da da gajyeo gasseo

[Jia]
Eolmeun cheoreom chagaweojin nae gaseum
Eoneusaenga salmyeosi bbaeaseun
Neoneun ddaseuhage bichineun haessal
Nae sangcheo-e dashi naneun sae sal

Nado moreuge eoneusae neo-ege gidae
Haneuli dashi han beon naege gihwireul
Jun geoljido moreundaneun saenggagi
Nae maeume deureo baby

You touch my heart baby (touch touch)
You touch my heart baby (touch touch)

[Suzy]
Budeureoun songillo nae maeumeul eoreomanjyeo

You touch my heart baby (touch touch)
You touch my heart baby (touch touch)

[Fei]
Nae maeumeul modu da da da gajyeo gasseo


Kunjungi Wordpress ku klik disini Gomawo

Rabu, 07 Maret 2012

FF FIRST KYUMIN (Chapter 2/ The End)

Diposting oleh layla3103 di jakarta 12.58.00 0 komentar
Title : FIRST

Author :
layla noer andiena

Chapter :
2 (for 1st story is KyuMin)

Fandom :
Super Junior

Pairing :
KyuMin, YeWook, HaeHyuk/EunHae

Genre :
Romance/Drama/Angst saya emang spesialis ini genre kyk-a =.=;)a

Rating :
R...Restricted! *plak*

Disclaimer :
I own the story! Sedangkan Super Junior punya emaknya masing-masing,saya cuma salah 1 dari beribu ELF yg ngarep jadi pemilik(?) mereka. ToT

Note :
Akhirnya author putuskan ngepost chapter ini setelah sempat ngedrop mengingat Smut di chapter ini jelek banged ToT bener deh chingudeul, smut-a jelek banged, nanggung lagi, ketauan author keseringan baca Smut tapi ga pinter buatnya =,,=;)a

Mian kalo Ending ga sesuai harapan readers, saya hanyalah author amatir yang bekerja menulis fanfic abal hanya untuk sesuap nasi **XDv

Warning : YAOI, NC-17 (Althought isn't too explicit content, but this rated is ADULT's), Typo, Abal, geje, anti klimaks, dime novel, bosenin, ga sesuai EYD, dsb lah pokok-a =w=)b
No Bashing! Once again, DON'T LIKE? DON'T READ, OK! GOMAWO! (^o^)/

OoooooooooooooooooooO

Maybe I'm nothing for you but let me become something for me. Will you? 

OooooooooooooooooooooO

Pertengkaran Pertama

"Sudahlah Minnie, Gak usah dipikirin lagi, toh mereka belum ciuman" Ujar Hyukjae sambil membelai punggungku. Aku menelungkupkan wajahku tidak mau terlihat oleh Hyukjae betapa lemahnya seorang Lee Sungmin.

"Dia jahat Hyukkie!"

"I've told to you, he loves you very much"

"Kau berusaha menghiburku, bukan?" Aku mengangkat wajahku melihat Hyukjae yang kemudian tersenyum.

"Trust me, It's better for you to take attention for your dearest teacher, JungSoo-sshi"

"Tumben? biasanya juga tidur" Aku tersenyum kecil dan mengeluarkan buku catatan violet dari tasku.

"And got an E again? Oh.. not for this time. Bisa dipecat jadi anak, gila!"

Tiba-tiba saja pintu geser yang di belakang terbuka. Kyuhyun yang datang terlambat segera berjalan ke arahku dan menarikku.

"Hey? Kau mau apa?"

"Cho Kyuhyun!" Teriak Jungsoo-sshi memanggilnya. Tapi Kyu tidak memperdulikannya, dia terus saja menarikku keluar kelas. Berlari meninggalkan derap langkah yang berbunyi sangat keras di lorong yang sepi ini. Sampai ke atap.

"Kita harus bicara" Kyu menghempaskan tubuhku ke dinding. Dia meletakkan kedua tangannya di sisi-sisi tubuhku. Sama seperti yang ia lakukan kepada yeojya kemarin.

"Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan" Aku memalingkan wajahku dari tatapannya yang sangat tajam.

"Cih! Alasan klasik! Manusia selalu mengatakan hal itu untuk lari dari masalah padahal mereka menginginkan penjelasan"

"Jangan samakan aku dengan orang lain lain!" Tanganku berusaha mendorong tubuh Kyu agar mau melepaskanku. Percuma. Kyu lebih kuat dariku.

"Kau ingin aku melakukan apa? Menciummu?" Kyu menyeringai.
(dasar kyu setan, mesum pula!=w=) *Author dilarikan ke RS akibat hantaman benda tajam*

"Sama dengan yang kau lakukan dengan wanita kemarin? Tidak. Terimakasih"

"Sepertinya kau belum belum bisa di ajak bicara"

OooooooooooooooooO

Hadiah Pertama

Sudah sebulan Kyu tidak berbicara lagi denganku. Walaupun kami sekelas sama sekali tidak ada komunikasi di antara kami berdua. Biarlah. Mungkin itu memang yang terbaik. Mungkin benar dia bukan cinta pertamaku tapi kenapa rasa sakit yang ia tinggalkan masih berbekas dan menimbulkan jejak yang sangat dalam? Aku masih belum bisa melupakannya. Masih belum bisa melupakan kenangan pertama kami di bangku ini. Eskrim pertama darinya. Kencan pertama yang dimulai disini. Mungkin aku tidak akan pernah lagi mengecup indahnya pertama dengannya. Mungkin.

"Ternyata kau masih mengingatnya" Ujar seseorang dari sebelahku. Suara yang sangat kukenal.

"Kau?"

"Aku tidak akan berhenti"

"Jangan bicara"

"Aku bekerja sebagai seorang butler di kafe itu karena seseorang."

"Hentikan" Aku beranjak dari bangku namun segera tanganku di tahan olehnya.

"Lepaskan!" Kyu sama sekali tidak melihat ke arahku. Pandangan matanya lurus kedepan. Tapi tangannya menggenggam tanganku erat.

"Ternyata aku salah. Kau sudah melupakannya. Sudah melupakan seorang anak yang sangat mengagumi majikannya. Seorang anak yang pernah menangis karena kehilangan ibunya sampai majikannya datang membawakan coklat dan menghapus airmatanya, seorang anak yang akhirnya harus pergi dari rumah itu karena dituduh mencuri, seorang anak yang pernah mengucap kata cinta tapi tidak disadari oleh majikannya, seorang anak yang akhirnya menjadi seorang butler seperti yang diimpikan majikan kecilnya dulu. Apakah kau masih ingat anak itu yang kini sudah beranjak dewasa?"

"Kau?" Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Masih mencerna apa yang baru kudengar. Ternyata Kyu itu…

"Aku kembali, Lee Sungmin." Kyu memberikan sepotong kue tart kepadaku.

OooooooooooooooooO

"Kita mau kemana?" Tanyaku pada Kyu yang masih menarik tanganku menyusuri pertokoan di pusat kota yang sama sekali belum pernah kukunjungi. Atau pernah? Karena entah kenapa ketika mencium aroma kota ini. Melihat kafe-kafe yang berjejer dari ujung ke ujung aku merasakan perasaan seperti pernah merasakannya. Dulu. De javu orang bilang.

"Ikuti saja aku." Kyu sangat lincah dalam menerobos banyaknya orang yang lalu lalang di trotoar ini sampai dia memasuki jalan tikus keluar lagi bertemu dengan banyak orang lagi. Masuk lagi. Kini kami sepertinya sudah meninggalkan keramaian dan masuk wilayah permukiman. Aku makin yakin aku pernah kesini.

Apakah tempat yang ingin dia perlihatkan begitu jauh?

"Kita sudah sampai" Kyu tersenyum.

"Ini rumahku?" Aku tidak percaya Kyu membawaku ke tempat ini lagi.

"Minnie" Kyu kembali menarikku memasuki rumah ini. Membuka pagarnya. Terlihat beberapa pelayan datang menyambutnya dan mengucapkan salam padanya. Aku merasa kikuk. Sangat kikuk.

"Rumah ini sama seperti dulu" Kyu membuka pintu utama rumah ini dan membawaku masuk. Memang tidak ada yang berubah semenjak aku meninggalkan rumah ini. Appa mendapat masalah di perusahaannya sehingga harus menjual rumah ini dan menggantinya dengan yang lebih kecil. Dan ternyata sepertinya rumah ini jadi milik Kyu. Tapi… Kok bisa?

"Kok bisa?"

"Apanya?"

Aku menunjuk seluruh bagian rumah ini dan terakhir menujuk Kyu yang sedang meniti anak tangga. Aku mengikutinya.

"Pepatah tentang roda itu benar adanya. Appa dan aku semenjak di usir dari rumah ini mulai meniti kembali kehidupan kami dari merangkak sampai seperti ini. Appa membuka toko kecil sampai akhirnya memiliki beberapa toko dan menguasai pusat pertokoan tadi."

" Lalu sekarang Appa mu dimana?"

"Sudah pergi. Mungkin dia sudah bosan berada di dunia ini"

"He? Mi-mianhae…"

Kyu tersenyum lagi dan membuka pintu dari sebuah ruangan.

"Ini kamarku! Dulu" Teriakku kegirangan. Aku menerobos masuk ke dalam kamar. Masih sama seperti dulu.

 Tirai kuning yang membatasi cahaya matahari masuk ke kamar. Bed cover pink kesayanganku yang membalut ranjang klasik yang dibelikan eomma. Boneka-boneka yang berjejer rapi di dalam lemari kaca. Semuanya ini milikku. Pernah menjadi milikku.

"Kyu! Lihat! Buku catatanku dulu masih ada, memang sih sudah agak lusuh" Ujarku sambil meletakkan kue tart dari Kyu di atas meja di samping ranjang.

"Aku memungutnya dari tong sampah. Ketika rumah ini dijual oleh Appa mu dulu. Barang-barang seperti itu memenuhi tong sampah di belakang rumah ini"

"Kau memungutnya?"

"Aku tidak mau kehilangan aroma tubuhmu" Kyu memelukku dari belakang.

"Lepaskan Kyu~ Aku bukan mainanmu!"

"Siapa bilang kau mainanku?" Kyu menghempaskan tubuhku di atas tempat tidur. Terkejut mendapat perlakuan seperti itu dari Kyu.

"Lalu wanita kemarin?"

"Kau masih membahasnya?"

"Dia menciummu. Mungkin ketika aku pergi atau bahkan sebelumnya kau sudah... Tidak usah dibahas!" Aku menatapnya berang. Berdiri cepat dan berlari ke pintu. Aku mau pulang.

"Kapan ciuman pertamamu?" Tanya Kyu cepat ketika tanganku baru saja meraih kenop pintu.

"Asal kau tahu ciuman di perpus dulu adalah ciuman pertamaku. Aku berharap melakukannya bersama orang yang baru melakukannya. Ternyata aku salah. Kau pasti sudah puas dengan pelanggan-pelangganmu"
*aih Minnie,"pelanggan-pelangganmu"? bahasa-a XDD*

Kini Kyu yang menatapku berang. Langkahnya cepat dan berhasil meraih tanganku yang kemudian ia menghempaskan tubuhku pelan ke dinding. Perlakuannya ketika di atap dulu terulang lagi. Di mengukungku di antara kedua tangannya.

"Kau salah! Ciuman itu ciuman ke 46!"

He?

Kyu menyusuri wajahku dengan jari-jarinya. Ada sensasi aneh yang kurasakan ketika jarinya menyentuh bibirku.

"Kau putri tidurku, Minnie. Tapi walaupun dulu kau kucium berkali-kali kau tidak pernah bangun atau memang kau merasa senang dan membiarkanku terus melakukannya?" *woi kyu, Minnie itu namja! Ingat, NAMJA!* *author ditendangin readers*XD

"Bohong!"

"Kau mau merasakannya lagi?"

Kyu mendekatkan bibirnya lagi di bibirku. Berhenti beberapa detik seperti mempermainkanku dengan desahan nafasnya. Oh, sudahlah. Aku yang akan melakukannya. Aku menarik kerah baju Kyu dan menenggelamkannya dalam ciumanku. Aku tidak peduli seberapa rendahnya aku ketika Kyu tersenyum dalam ciumannya. Dia menarik leherku. Membuatku makin dekat dengannya. Kyu pun memelukku tanpa melepaskan ciumanku. Membawaku berkeliling ruangan ini.

Kyu melepaskan ciumanku ketika dia sudah puas memberikan tanda di seluruh bagian dalam mulutku dengan lidahnya yang basah. Kini bibirnya menjelajahi leherku. Memberikan bekas merah di berbagai sudut. Terdengar dengan jelas nafas memburu dari seorang Cho Kyuhyun.

Kyu mendorong tubuhku ke ranjang. Evil Smile. *author jadi napsu buat jitak kyu deh =.=*

"Apa yang akan kau lakukan?" Aku memburu ke sudut. Menutupi tubuhku dengan selimut kuning.

"Kau yang salah. Kau telah membangunkanku" Kyu merangkak di atas ranjang. Membawa kepalaku dan kembali mendekatkan bibirnya padaku. Dia memang seperti magnet. Menyapu pelan bibirku. Sungguh sangat nyaman.

 Terlalu nyaman. Sampai akhirnya Kyu makin menekan bibirku dengan lidahnya membuatku tanpa sengaja membukanya. Ciuman yang lebih dari tadi. Sekali-sekali dia menggigit bibir bawahku sebelum memainkan lidahnya di dalam bibirku. Menghisap lidahku untuk masuk ke dalam rongga mulutnya. Kadang dia juga menjilat bibirku memaksaku untuk melakukan hal yang sama dengannya. Entah kenapa aku sangat menyukainya. Tubuhku tanpa kusadari menggeliat di balik selimut. Kyu masih dengan posisinya. Merangkak.
(Haduh~ Author merinding sendiri ngetiknya (=◇=;))

Aku melepaskan ciumannya secara tiba-tiba. Takut setan akan menggoda iman kami berdua. *halah~ Minnie sok :p*

"Aku mau makan kue tartku!" Ujarku.

"Cih!" Kyu memandangku gusar namun sedetik kemudian dia tersenyum manis. Sangat manis.

"Kalau memang itu yang kau inginkan" Kyu mengambil kue tart yang ada di sampingku dan mencoleknya sedikit dengan telunjuknya dan menjilatnya sendiri dengan gaya yang sungguh sexy. Hey! Apa yang kupikirkan?

*Author : Mikir yang iya-iya kan? ekekeke* #plak

"Memang enak" Kyu kemudian menjatuhkannya ke dalam seragamku. Melumuri krim putih itu keseluruh tubuhku dengan kedua tangannya.

"A-Apa yang kau lakukan?" Aku mendorong tubuh Kyu agar menjauhiku.

"Kau meminta ini, bukan?" Kyu menjilati krim yang ada ditubuhku yang makin membuatku menggelinjang kegelian. Benar-benar geli merasakan lidah Kyu menyusuri seichi demi seinci tubuhku. Aku merasakan seperti sengatan listrik setiap kali Kyu menyentuh bagian atas dadaku yang kancing bajunya sudah copot semua.

"Kyu, kumohon~" Aku benar-benar takut. Tanganku menahan gerakan tangannya yang mulai melepaskan seragamku. Tapi aku kalah. Aku tidak cukup kuat menahan tenaga Kyu yang makin mempercepat gerakannya. Kini tubuh atas ku sudah terekspos sempurna. Aku benar-benar malu. *author juga (/∇/) *

"Jangan salahkan aku" Kyu berbisik pelan kemudian menjilat daun telingaku yang dilumuri krim dengan lidahnya yang hangat. Tubuhku menggelinjang lagi merasa geli dengan apa yang dilakukan Kyu padaku. Tapi jujur, aku menyukainya. Sangat menyukai perasaan aneh yang baru pertama kali kurasakan sampai-sampai tanpa sadar tanganku memeluk tubuh Kyu. Kyu tersenyum karenanya dan benar saja kini dia menarik tubuhku dan menjatuhkannya di kasur yang empuk ini. Dia pun berbaring di sebelahku.

Matanya sungguh tajam melihatku dari ujung kaki sampai ke kedua mataku dengan posisi siku kirinya menumpu tubuhnya. Dia tersenyum ketika aku berusaha menutupi tubuh bagian atasku dengan kedua tanganku. Kyu menindih tubuhku dan melepaskan genggaman tanganku pada apa yang harus kulindungi.

 Lalu dia mengangkat tubuhnya dan menunpukan berat tubuhnya di atas kedua lututnya. Memandangku kembali. Jujur aku malu. Tidak berani melihat paras wajahnya yang begitu dekat denganku. Aku menoleh ke samping. Tapi sedetik kemudian Kyu meraih daguku dan mencium bibirku lagi. Ada krim disana yang membuatku tergoda untuk menjillatnya. Manis. Dia pun makin memperpendek jarak diantara kami berdua.

"Ngh,,, ngh,,," Desahku perlahan ketika bibir Kyu mulai mengeksplor bagian tengah tubuhku yang sudah terbuka sedari tadi. Krim-krim yang melekat ditubuhku mebuatku lengket. Tangan Kyu sudah merambat kebagian belakang tubuhku dan mengelus pelan punggungku, membuatku mengerang tertahan. Sudahlah. Ini baru permulaan. Aku takkan menyesal.

(tarik nafas dalam-dlam.. fiuh.. GYAAAAAA~ Gomen kalo Smut-a jelek (→o←)ゞ ya tuhan, maapkan saia~(≧▽≦) Lanjut!)

Tangan kyu mengelus lembut tubuhku dengan tangannya yang masih penuh krim kue. Membuatku makin menggeliat di bawah kekuasaannya. Sedangkan bibirnya masih belum puas menjamah leherku. Jantungku sudah tidak bisa kukontrol lagi. Berdegub dengan kencangnya. Kyu pasti menyadarinya. Aku hanya bisa memejamkan kedua mataku. Menantikan apa yang akan ia lakukan lagi. Bibir Kyu kemudian merambat turun dan mulai menjilati krim yang ada di dadaku. Benar-benar menggelikan walaupun aku sangat menyukainya. Menghisapnya yang membuat aku makin menggeliat. Aku sedikit meronta namun kedua tangannya berhasil membuatku terdiam.

"Minnie.." Bisik Kyu di telingaku. Aku sangat menyukai panggilan ini. Panggilan yang sedari dulu ia tujukan kepadaku.

"Ya?" Kyu mengangkat tubuhnya dan memandangku dalam. Sangat dalam. Aku benar-bebar merasa telanjang di depannya kini. Benar-benar telanjang. Dia seperti berhasil menghipnotisku untuk tetap melihatnya.

"Saranghae" Kata-kata itu? Ya. Tuhan!

"Aku.."

"Aku tahu itu" Kyu mengelus kedua pipiku. Impuls pipiku merona kemerahan yang membuat dia tersenyum. Kyu memang sangat manis ketika tersenyum. Dia kembali melumat bibirku. Tanpa sadar aku pun telah mengikuti permainannya. Melepaskan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya dengan tergesa-gesa.

Menciumi dadanya yang bidang. Aku sudah tidak peduli. Sangat tidak peduli ketika Kyu melepaskan celana sekolah yang melekat di tubuhku. Persetan dengan semua itu.

Kini kami berdua sudah benar-benar polos. Sama-sama memandang takjub kepada miliknya masing-masing. Nafasku sudah terengah-engah begitu pula dengan Kyu. Peluh menetes dari pelipis kanannya dan jatuh di pipiku.

"Peluk aku Kyu" Pintaku.

"With my pleasure, Minnie" Dia tersenyum dengan manisnya.

Tubuh kami pun menyatu kembali. Bermandi peluh bersama.

# Author : CUT! Adegan menuju puncak author potong!ck, author bukan spesialis smut sih(/TДT)/ *walau asli-a otak author yadong sangat*lol

Readers : AKH! Author apaan sih, main potong-potong aja! lagi seru juga!ヾ(。`Д´。)ノ
*sambil ngelemparin pisau, wajan, panci, Rice cooker, ddangkoma + Majikannya* XXD

Author : Mian readers! Author takut dosa *halah* Lain kali aja ya dibuat yang eksplisit *lari sambil bawa yesungie-oppa yg tadi dilempar* ε=ε=ε= ヾ(*~▽~)ノ - author yg ngacir LOL

OooooooooooooooooO

"Kyu, bolehkah aku bertanya?" Kyu seperti bersembunyi dibalik selimut kuning. Melihatku malu-malu. Jelas sekali rona merah di pipinya. Dia menjadi sangat lucu. Imut. Berbeda dari beberapa menit yang lalu.

"Ya?"

" Beberapa jam yang lalu. Misterius. Kau begitu misterius bagiku. Setahu ku dulu kau tidak seperti ini. Sekarang kau lebih mirip malam. Bukan lagi siang."

"Dan pertanyaanmu?" Kyu merangkak dari sudut dan meraih daguku. Memaksaku untuk melihatnya.

"Kenapa?"

Kyu tersenyum malu.

"Kebiasaan.. Dan itu semua karenamu"

"Maksudmu?"

"Dari dulu kau selalu bercerita bagaimana sosok idealmu dulu. Butler yang misterius dibalik kacamata. Yang bisa membuat pelanggannya meleleh dengan tatapannya. Aku hanya berusaha untuk menjadi seperti itu. Dan sepertinya berhasil. Mereka menyukaiku"

"Aku tidak menyukainya"

"Maksudmu?" Kyu mengelus pelan pipiku. Impuls aku memejamkan mataku.

"Aku lebih suka ketika kau selalu menciumku ketika ku tidur. Mengajakku bermain di kolam untuk menangkap beberapa ekor kodok. Mengajariku origami. Dan mengintipku mandi" Wajahku memerah.

"Hey! Kau tahu itu?" Wajah Kyu kembali memerah.

"Aku tahu! Dari dulu kau memang mesum!" Aku mencubit gemas pipi Kyu.

"Aku menjadi maniak hanya untukmu, Minnie" Kyu menciumku lembut.

"Hey, aku lupa bagaimana bentuk tubuhmu itu. Kau harus mengingatkanku" Kyu menatapku dengan tatapan mesum dan Evil smile nya. Menyibak selimut kuning yang menutupi tubuhku.

"Lagi?"

"Salahmu sendiri"

Kyu mendorong tubuhku ke kasur. Aku hanya bisa pasrah. Dia akan sulit dihentikan saat seperti ini…
(Dasar kyu setan! ( ̄∀ ̄)) *Author ditiban Kyu*

OoooooooooooooooO

"Hey, Kau benar-benar menyukai cake yang penuh cream begitu ya?" Tanya Hyukjae sambil menyeruput teh hijaunya. Sekarang aku berada di Kafe –yang sebenarnya milik Kyu-. Melihatnya bekerja. Melayani beberapa yeojya. Tapi aku sangat yakin Kyu hanya milikku utuh. Bermimpilah kalian para yeojya jelek! Hahaha *(-_-メ*

"Enak kok! Hehe" Jawabku sambil menyendokkan sepotong besar cake ke dalam mulutku.

"Nyammy!" Tambahku.

"Pasti karena Kyu." .Lirik hyukjae kearahku penuh selidik. Dia terkekeh pelan.

"Maaf, apakah kalian membutuhkan hal yang lainnya? Capuchino dan ice cream buatan kafe ini terkenal akan kelezatannya." Kyu tiba-tiba berdiri di hadapan kami membuat Hyukjae menahan tawanya sedangkan aku berusaha untuk tidak terlalu grogi di hadapannya.

"Jadi, begini ya? Cara Kyu melayani pelanggan? Nice!" Komentar Hyukjae.

"Hyukkie!" Aku memukul lengan Hyukjae pelan. Kyu dan Hyukjae hanya saling pandang dan tersenyum.

"Hey Kyu! Layani meja nomor 4!" Teriak Yesung-hyung dari sudut kafe.

"Sebentar! Ck, Siapa yang jadi butler sih, sebenarnya? Permisi semuanya. Hey! Apa itu?" Kyu menunjuk sesuatu ke luar jendela. Membuat perhatian seluruh orang menuju keluar.

"Apa sih?" Hyukjae pun ikut-ikutan berbalik. Tepat saat itu Kyu mencondongkan tubuhnya ke arahku. Dan langsung menjilat sekilas bibirku. What? Pipiku kembali merona.

"Ada krim di bibir mu" Bisik Kyu tersenyum simpul sambil membenarkan kacamatanya
.
"Gak ada apa-apa, apa sih Kyu?" Tanya Hyukjae yang kemudian berbalik ke posisinya semula.

"Ada mobil lewat. Saya permisi dulu " . Kyu tergelak sambil meninggalkan kami. Membuat Hyukjae keheranan dengan tingkahnya sekaligus kesal karena telah dibohongi.

"Apaan sih? Gak penting amat! Lha? hey Minnie, kenapa wajahmu memerah? Oo, jangan-jangan..." Hyukjae tersenyum nakal.

"Gak ada apa-apa, kok" wajahku sepertinya tambah memerah membuat Hyukjae tertawa.

OoooooooooooooooooO

END of story 1 !
Nyahahahahaha! Selesai! Hore! Banzai! Daebak! ≧(´▽`)≦ *author muter-muter kayak cacing kepanasan bareng Hyukkie* lol

MIANHAE CHINGUDEUL~~ Maaaaaaaaaf banged kalo Smutnya jelek dan ga muasin (。>0<。) Saya memang author gagal 。゚(T^T)゚。

Saya Cuma pinter baca aja, tapi ga pinter buatnya , orang pas ngetik aja gemetaran(-""-;)
Saya jadi sedikit mengerti gimana sulitnya membuat FF NC, maka dari itu 2 thumbs buat author yang bisa buat NC! (o^-')b

Oya buat readers semuanya, udah tau kan alasan Kyu meluk tu cewek? Jadi jangan marahin Kyu lagi ya, Kyu ga jahat koq, yang jahat itu author yang udah seenak udel ngebuat charanya begitu m(_ _ )m

Kyu : Bagus deh lu ngaku! Jadi gw ga perlu lagi nerima cacian dan hinaan yang selama ini menerpa(?)!

JANGAN LUPA COMENT+LIKENYA YA KALO TIDAT AUTHOR AKAN UNTAG
*tampang muka evil kyu #plakk dikejar-kejar readers

┐( ̄ヘ ̄)- muka sok-a Kyu XD

KUNJINGI WORDPRESS KU YA

Senin, 27 Februari 2012

FIRST KyuMin (chaptr 1)

Diposting oleh layla3103 di jakarta 15.12.00 0 komentar
Title : FIRST

Author :
layla noer andiena (lol)

Chapter :
1/2 (for 1st story is KyuMin)

Fandom :
Super Junior

Pairing :
KyuMin, YeWook, EunHae

Genre :
Romance/Drama/Angst saya emang spesialis ini genre kyk-a =.=;)a

Rating :
R...Restricted! *plak*

Disclaimer :
I own the story! Sedangkan Super Junior punya emaknya masing-masing,saya cuma salah 1 dari beribu ELF yg ngarep jadi pemilik(?) mereka. ToT

Note :
Yihi~nongol lagi saya XD Lagi-lagi ini Fic Re-written ^^;)v karena suka sama ceritanya, jadi saya ubah aja fandom sama jalan ceritanya. Hehehe :p

Mungkin agak jelek dan membingungkan, tapi semoga semuanya senang XD
Cerita pertama tentang KyuMin, tapi selanjutnya bakal nongol cerita tentang Yewook & Eunhae

Warning :
Berhubung saya termasuk author berotak yadong *ngaku* jadi ini ratingnya rada tinggi :p buat yg ga suka Yaoi, smut, limun, lemon, citrus *apa deh* walau pun ga eksplisit, tapi sebaiknya jangan baca deh, saya ga tanggung kalo terjadi apa-apa pada anda yg membacanya dengan paksa *plak*XD

OoooooooooooooooooooooooO

Maybe I'm nothing for you but let me become something for me. Will you? 

OooooooooooooooooooooooooO

Sungmin's PoV

Pertemuan Pertama
Musim panas pertamaku di sekolah ini. Udara terlampau panas hari ini. Baju seragam tipis yang kukenakan saat ini sepertinya tidak membantuku untuk mengurangi gerah yang kurasakan saat ini. Kipas kecil bewarna Hitam masih kukibas-kibaskan di leher. Apakah Seoul memang sepanas ini?

Anak-anak yang lain mungkin tidak memiliki pemikiran yang sama denganku. Mereka sepertinya tidak peduli dengan udara yang begitu menyiksa ini. Para namja itu masih berlarian di dalam kelas memperebutkan photobook terbaru Jessica SNSD edisi musim panas. Ya, bisa kau bayangkan outfit apa yang dipakai Jessica.

Yah wajar juga sih, ini sekolah khusus pria. Mereka mungkin butuh hiburan karena tak ada yeojya disekolah ini (waduh, kasian amet ckckck). Tapi jangan salah, tak semua murid disekolah khusus pria seperti disini butuh hiburan seperti itu. Karena sebagian dari kami "biasa" melakukan hubungan sejenis. Hal yg lumrah untuk sekolah-sekolah khusus.

"Hey!." Hyukjae merebut kipas hitam yang memang miliknya dari tanganku.

"Kampungan" Umpat Hyukjae yang kemudian duduk di sebelahku. Aku hanya bisa memaklumi temanku yang satu ini. Sarkastik memang selalu menjadi ciri khasnya.

"Biarkan saja mereka. Mungkin dengan demikian mereka bisa merasakan indahnya hidup." Ujarku bijak sambil merebut kembali kipas dari tangan Hyukjae.

"Hidup yang indah tidak membutuhkan sampah seperti mereka"

"Kau berbicara seolah-olah kau berumur 59 tahun"

"Begitukah? Mungkin." Hyukjae hanya tergelak.

"Hey, kudengar ada murid baru yang masuk kelas ini." Hyukjae menopang dagunya dengan tangan yang terlipat di atas meja.

"Kau selalu update dengan masalah seperti itu"

"Jangan salahkan aku yang setiap hari harus mendengar ocehan para guru centil membicarakan murid baru itu yang katanya begitu wah"

Kuakui baru kali ini aku menemui namja yang sangat kompleks seperti Hyukjae. Dia berani mencoba semua yang dia benci termasuk menjadi anggota Taekwondo yang sama sekali bukan dunianya.

"Aku penasaran"

"You are."

"Permisi!" Pintu geser di depan kelas bergerak menyingkap seorang pria dengan kemeja putih dibalik jas musim panasnya Jungsoo-sshi. Dibelakangnya berdiri seorang namja dengan seragam sekolah yang berbeda dengan kami. Seragam sekolah swasta yang sangat elit. Sekolah yang tidak mampu kumasuki. Tapi kuakui auranya terpancar jelas ketika dia berjalan dan berdiri di depan memandangi kami semua. Kacamata yang sedang dipakainya membuat ia terlihat seperti "a smart boy". Wajahnya yang tersenyum membuatku terpesona walaupun hanya sesaat. Siapa dia? Diakah sang murid baru?

"Annyeong Haseyo. Cho Kyuhyun imnida. Mohon kerjasamanya".Ucapnya dengan senyum yang sempurna, tapi entah kenapa sedikit menyeramkan * Author ditoyor kyu*

"Menarik juga" Ujar Hyukkie.

"Memang"

"Hey". Sergah Hyukjae sambil menatapku bingung. Aku hanya membalas dengan tersenyum.

OooooooooooooooO

Percakapan pertama

"Mathematic! Suck!" Hyukjae membanting pelan bukunya. JungSoo-sshi sedang di depan kelas.

Menjelaskan persamaan trigonometri yang sangat kupahami Hyukjae membencinya. Aku tersenyum melihatnya mengacak-ngacak rambut pirangnya.

"Let me sleep for a while, okey?". Hyukjae mengubah posisinya. Melingkarkan tangannya di atas meja.

Buku-buku yang ada di dalam lingkaran tangannya menjadi sandaran kepalanya. Ya, memang begitulah Hyukjae, tidur dimana saja dan dalam hitungan menit sudah bertemu dengan gelapnya mimpi. Aku kemudian melanjutkan memperhatikan si murid baru yang tanpa kusadari begitu mempesona. Bibirku tak berhenti-berhentinya menyunggingkan senyuman melihat tingkah lakunya yang begitu berbeda dengan yang lainnya. Unik.

Entah mengapa tiba-tiba aku mengalihkan perhatianku ke depan. Jungsoo-sshi dengan kaki yang diketukan secara berirama di lantai memandang ke sebelahku. Ya, Tuhan! Hyukjae kau mendapat masalah besar! Cepat bangun! Aku menggoyang-goyangkan tubuh Hyukjae agar dia cepat bangun dari tidurnya. Tapi itu hanya tindakan sia-sia menyadari Hyukjae tidak akan secepat itu bangun.

"Kau!" JungSoo-sshi melemparkan kapur tulis ke arah Hyukjae. Tapi sial, aku yang tidak tahu apa-apa menoleh tepat ketika kapur tulis itu berada didepan mulutku membuat mulutku yang menganga entah maksudnya apa kemasukan kapur tulis sebesar kelingking. Sial!

"Ohk! Ohk!"

"Owh! Kau tidak apa-apa?" Jungsoo-sshi berlari ke arahku. Tetapi dia terlambat, ada seorang lagi yang lebih dulu mendahuluinya. Dia membantuku mengeluarkan kapur yang sudah terlanjur bergulir ke dalam lambungku.

"Tidak apa-apa, ohk! Tidak apa-apa kok!" Aku masih berusaha mengeluarkan kapur tulis terkutuk itu dengan bantuan orang asing di belakangku yang belum sempat kulihat. Jelas sekali rona kekhawatiran dari wajah Jungsoo-sshi.

"Kau harus di bawa ke ruang kesehatan" Ujar seseorang yang ada di belakangku. Ternyata dia yang membantuku. Kyuhyun segera membawaku dalam gendongannya. Ala pengantin baru dia membawaku berlari menuju ruang kesehatan. Dalam keaadan seperti ini aku masih terpesona dengan wajahnya yang dapat kulihat dari jarak 30 cm ini. Dia memang tampan.

"Seperti yang kau lihat. Aku memang tampan" ujarnya tiba-tiba yang segera membuat wajahku merona kemerahan.

"Ohk"

OooooooooooooooooO

Rasa pertama

Berjalan menyusuri pusat pertokoan di kota sebelah yang sama sekali tidak ku kenal. Seharusnya Hyukjae berada di sebelahku saat ini. Mencari bahan-bahan yang akan menjadi tugas liburan musim panas yang akan datang sebentar lagi. Tapi, Hyukjae berhenti di tengah jalan. Terpaku pada deretan televisi baru yang dipajang di etalase toko elektronik. Ya, ada Lee Donghae di sana. Donghae yang kutahu satu-satunya namja yang bisa membuatnya menangis sesegukan di depan etalase toko. Dia tidak peduli semua orang memandang kami aneh. Dan aku juga tidak peduli.

 Untuk apa kami peduli? Aku satu-satunya yang tahu seberapa dalam perasaan Hyukjae ke seorang Aktor bernama Lee Donghae itu. Fanboy? Oh, tidak! Jangan sematkan gelar itu di dadanya. Dia hanya mencintai orang yang salah.

Lee Donghae yang tak lain adalah teman masa kecil Hyukjae. Pacar sekaligus Cinta pertamannya. Yang pergi meninggalkan Hyukjae untuk mengejar karirnya. Yah.. itu keputusan yang berat. Pasti.

Hyukjae masih menangis memandangi Donghae. Diam dalam aliran air mata yang belum berhenti. Ini bukan pertama kalinya dia menjadi rapuh seperti ini. Berkali-kali. Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Aku bukan badut yang bisa membuatnya tersenyum kembali dalam hitungan detik. Lagipula dia tidak butuh badut. Yang bisa kulakukan hanyalah memberinya waktu. Meninggalkannya merutuki keadaannya.

Seorang anak kecil duduk di sebuah bangku yang ada di pinggir jalan. Dia sibuk menjilati permen lolipop yang ukurannya lebih besar dari mulutnya. Aku pun duduk di sebelahnya. Kaki ku sudah cukup letih untuk berjalan.

Tiba-tiba saja lolipop yang ada di tangannya terjatuh. Gadis kecil dengan rambut yang dikuncir dua itu hanya bisa diam. Ooo.. sebentar lagi dia pasti menangis.

"Hue!"

Ting tong! Benar kan? Dia menangis. Sayangnya persediaan permen mint yang ada di tas ku habis di ambil Hyukjae tadi. Suara anak kecil itu memekakan telingaku. Semua orang kini memandangiku. Oh, tolonglah, dia bukan anakku. Bukan adikku.

"Ini untukkmu" Seorang namja dengan kacamata berbingkai hitam memberikan eskrim cone ukuran besar kepada gadis kecil itu yang sontak membuatnya berhenti menangis. Gadis kecil itu kemudian berlari kegirangan meninggalkanku dan.. Ya, Tuhan.. Kyuhyun! Kyu juga memberikanku eskrim cone ukuran kebih besar dari gadis kecil tadi kepadaku. Rasa Strawberry vanila. Dia kemudian duduk di sebelahku.

"Kandungan susu dalam eskrim itu baik untuk menetralisir racun"

"Ouh" Wajahku memerah lagi mengingat kejadian tiga hari yang lalu.

"Mungkin kedengarannya aneh untuk seorang yang baru kau kenal tapi wajahmu yang merona kemerahan itu aku suka. Manis". Ia terseyum. Manis…

"Kyu?" Wajahku entah semerah apa sekarang. Diikuti gerakan detak jantung yang tidak seperti biasanya. Berdetak dengan sangat cepat. Seolah-olah memainkan sebuah lagu rock. Sulit ku kontrol dan mungkin saja dia dapat merasakannya. Sangat jelas. Kenapa aku bisa seperti ini? Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Aku makin menundukan kepalaku. Aku hanya terlalu cepat menyimpulkan.

OoooooooooooooooooooooO

Surat pertama

Sudah enam bulan sepertinya aku memendam cinta kepada teman sekelasku. Aku tahu itu sungguh tidak layak mengingat posisiku yang bukan siapa-siapanya di tengah penggemarnya yang ternyata melebihi dugaanku. Tapi apakah aku salah selalu menantikan wangi mint tubuhnya setiap kali dia melewati bangkuku?

Apakah aku salah selalu histeris menceritakan kepada Hyukjae bagaimana caranya melihatku? Apakah aku salah selalu bedoa setiap malam agar aku bisa bertemu di dalam mimpiku? Apakah aku salah merasa
kegeeran melihatnya yang selalu menanyakan kabarku dan tidak untuk temanku yang lain? Apakah semua yang kulakukan salah?

 Mereka bukan Tuhan yang bisa meletakkan kebenaran dan kesalahan.
Dan kemarin aku baru saja menyerahkan sepucuk surat bersampul pink , surat pernyataan cinta. Tidak dengan cara langsung seperti teman-temanku yang memiliki keberanian melebihiku. Aku hanya sanggup menyelipkannya di lokernya sepulang sekolah. Itupun dengan bantuan Hyukjae. (aih Minnie, hari gini masih pake surat -,-) *Author ditiban minnie*

"Hey, berhentilah melamun!" Hyukjae menyikut pelan tanganku. Sedangkan mulutnya menguap dengan lebarnya. Pikiranku kali ini memang tidak fokus mengingat kejadian kemarin. Kyu menemaniku di ruang kesehatan. Kakiku terkilir akibat terjatuh ketika latihan basket dan sampai sekarang perban yang Kyu lilitkan dengan hati-hatinya di kakiku masih membuatku kehilangan pikiran untuk bertindak normal sampai detik ini..

"Enak saja!" Aku berpura-pura membaca majalah. Aku tahu. Membaca dalam keadan berjalan dengan penuh anak-anak yang lalu lalang ke sana kemari sangat rentan untuk menabrak dan ditabrak. Tapi, hanya itu yang bisa kulakukan untuk menutupi wajahku yang selalu memerah mengingat seseorang bernama Kyuhyun.

"Err.. don't ask me why, but I think he likes you too." Hyukjae menunjuk tepat ke arah Kyu yang ternyata sedang berdiri di bagian dinding yang menyembul sedikit di lorong sekolah. Dia menatapku. Menatapku dengan mata teduhnya. Kakiku kembali lemas. Semoga jarak 10 meter tidak membuatnya sadar betapa groginya aku.

"Berhenti membuatku melayang" Tidak pasti wajahku seperti apa saat ini menanggapi perkataan Hyukjae. Hyukjae hanya tergelak. Ya, silahkan is a silly thing, isn't?

"Yes. I do. Lihatlah caranya menatapmu. Dalam sepuluh detik aku bisa menentukan dia juga mencintaimu. He do it!"

"Hyukjae! Kau!" dengan menahan rasa sakit dikakiku, aku berlari mendahului Hyukjae. Takut dia akan menggodaku lagi. Aku pun berlari mendahului Kyu yang juga yang ditangan kirinya memegang buku dengan judul sama sepertiku. Tanganku yang lepas ditahan olehnya. Dia menyelipkan secarik kertas. Dan kemudian berlalu pergi sebelum kembali memamerkan senyuman indahnya kepadaku.

Aku terdiam. Cepat-cepat aku membuka lipatan kertas yang terselip itu ketika Hyukjae masih belum sampai ke tempatku berdiri.

Terimakasih

Hey! Apa maksudnya?
Aku kembali membacanya. Berharap ada tulisan lain. Dan memang benar ada PS di sana.

Terimakasih
PS : Aku menunggumu di bangku itu

Ajakan kencan? Apakah dia menerimaku? Benarkah? Ya, Tuhan! Apakah aku bermimpi? Yes! Yes! Yes!

"Akhirnya!"

"Kenapa?" Tanya Hyukjae sambil menepuk pundakku.

OooooooooooooO

Kencan pertama

"Hosh... Hosh... Kyu maaf telat, kau pasti sudah lama menungguku" Syal pink yang kukenakan sudah berantakan. Aku tidak peduli. Aku memang salah tidak bisa tidur semalaman tadi yang berakibat kesiangan. Ya, aku terlampau grogi dengan kencanku hari ini.

"Belum lama" Kyu berdiri dari duduknya dan membantuku memperbaiki syalku. Sedetik telunjuknya menyentuh kulit luar pipiku. Dingin. Sangat dingin. Dia bohong. Dia sudah lama menungguku.

"Mengenai suratmu kemarin.."

"Ya?."

"Terimakasih."

Hanya itu? Apakah hanya itu?

"Ayo !." Kyu menarik tanganku dan memasukkannya bersama tangannya ke dalam saku jaket hitamnya. Sungguh hangat.

"Kemana?" Belum sempat aku mencerna perkataannya tadi dia sudah membawaku berlari.

"Kencan"

OoooooooooooooooO

Ciuman pertama

Sudah sebulan aku menjalin perasaan dengan Kyu. Mungkin memang hanya aku yang menyukainya. Dia sama sekali belum pernah mengucapkan cinta untukku. Aku tahu mungkin aku egois tapi aku membutuhkan kata itu. Dia selalu berdiri di sebelahku menjadi selayaknya orang asing yang sama sekali tidak ku kenal. Dia belum pernah melakukan apapun untuku. Hanya sebatas genggaman tangan dan itupun hanya terjadi ketika kencan pertama kami. Hyukjae berkali-kali meyakinkanku bahwa Kyu sangat menyukaiku. Tapi, aku yang terlalu awam sangat membutuhkan sebuah kepastian. Katakan saja aku egois. Mungkin memang cocok untukku.

"Kyu?." Perpustakaan. Di sudut perpustakaan ini kami sering menghabiskan waktu bersama dalam kesunyian. Sudut yang hanya kami berdua terlalu sibuk dengan berbagai buku yang sama sekali tidak kupahami.

"Ya?."

"Apakah kau mencintaiku?."

Sesaat ku melihat Kyu terkejut mendengar pertanyaanku. Kacamata dengan bingkai logam bewarna hitam dilepaskan dan diletakkannya di atas buku yang tadi dibacanya.

"Apakah kau membutuhkannya?"

"Cium aku!"

"Kau belum membutuhkannya" Kyu kembali memakai kacamatanya dan larut dalam buku yang ada di tangannya.

Lihat! Dia begitu sombong! Susah payah aku mengumpulkan keberanianku untuk mengatakannya dia bahkan tidak memperdulikanku. Apa maunya?

"Aku pulang!" Buku-buku milikku yang berserakan di meja kukumpulkan. Memeluknya erat dengan satu tangan dan pergi meninggalkan Kyu. Aku sudah capek menghadapi kesombongannya. Aku belum mengenal dia. Oh, salah. Aku tidak mengenalnya. Belum dua langkah aku meninggalkannya dia sudah menarik tanganku dan memaksaku duduk di pangkuannya.

"Kau belum mengenalku" Kyu melepaskan kacamatanya lagi. Tangkai kacamata yang terbuat dari logam di sentuhkannya ke pipiku. Menyusurinya seinchi demi seinchi. Aku diam. Kyu berbeda dari biasanya.

"Buat aku mengenalmu!" Setetes air jatuh dari pelupuk mata kiriku. Kenapa aku begitu cengeng!

Kyu terkejut seperti menyadari betapa rapuhnya diriku. Secara tiba-tiba Kyu menempelkan bibirnya di pipiku. Menyusuri jejak tangisan di pipiku. Dia menjilatnya. Menjilat air mataku yang jatuh.

"Kau mungkin akan menyesal memilihku"

Belum sempat aku menetralisir keadaan hatiku yang berdegub dengan kencangnya Kyu membungkam bibirku dengan bibirnya. Hanya sentuhan. Sentuhan saja. Hanya lima detik. Tangisan ku sudah berhenti dari 12 detik yang lalu. Memandang takjub ke sosok pria yang hanya berjarak 10 cm dari wajahku.

"Sangat menyesal" Kyu kembali menempelkan bibirnya di bibirku. Melumatnya habis. Sesaat aku terdiam sampai lidahnya menjilati bibirku seperti meminta ijin untuk memasuki. Ya, lakukan saja. Lidahnya sudah bermain di lidahku. Menyusuri langit-langit mulutku. Sangat panjang dan lama. Sampai akhirnya aku mendorong tubuhnya. Aku membutuhkan oksigen. Wajahku memerah lagi. Begitu pula wajah Kyu. Sama sepertiku. Aku malu. Dia menutupinya dengan kedua tangan kirinya. Rambut coklatnya sudah berantakan bekas pegangan tanganku.

"Aku memang harus pulang." Ucapku. Yang kali ini tanpaa ragu berlari meninggalkannya.

OoooooooooooooooooooO

Rahasia pertama

Ya, disinilah aku. Menemani Wookie yang sepertinya ngidam cheese cake buatan kafe ini. Kafe yang dipenuhi namja tampan berkacamata. Seharusnya aku tahu Wookie memiliki maksud tersendiri mengajakku dan Hyukjae sekedar untuk melepaskan hasratnya akan cheese cake. Yesung-hyung. Aku mengenalnya. Wookie sepertinya menyukai namja itu yang menjadi butler di kafe ini. Atau bahkan mereka sudah berhubungan lebih dari yang kubayangkan. Pacaran mungkin.

"Terimakasih Minnie!" Wookie memelukku. Aku tak bisa menolak tampang imutnya ini. Dia memang sangat imut. Aku ragu dia ini namja. Tapi jika melihat dada yang rata dan bagian yang menonjol di bawah cepat-cepat membuatku kembali berpikir Wookie adalah namja. *hadeh, si Minnie ga sadar diri*lol

"Dasar childish!" Celetuk Hyukjae sambil menyeruput teh hijaunya.

"Hyukjae!" Wookie memajukan bibirnya. Masih tetap imut.

Aku hanya bisa tertawa.

"Tapi kuakui Yesung mu keren sih~" Hyukjae menarik hidung mancung Wookie yang segera membuat wajah Wookie bersemu merah.

"Tapi, apa Wookie gak cemburu ngeliat Yesung-hyung melayani wanita lain?" Tanyaku sambil menunjuk ke arah Yesung-hyung yang sedang melayani segerombolan anak SMA.

"Cemburu tau! Sakit, nih! Tapi, Aku gak bisa berbuat apa-apa. Yesung-hyung suka. Aku hanya bisa ngeliat dari jauh aja" Sesaat Wookie tersenyum melihat Yesung-hyung yang ternyata senyuman itu merupakan balasan terhadap senyuman Yesung-hyung yang melihat Wookie dari tadi.

"Wookie bisa dewasa juga, yak?" Hyukjae kembali menarik hidung Wookie.

"Eh, Aku kebelakang dulu, ya?" Wookie melap bibirnya sebentar dan pamit permisi ke belakang. Seem likes women do.

"Ck, kedua temanku ini makin lama makin mirip yeojya deh" Gumam Hyukjae pelan tapi masih bisa terdengar olehku.

Aku tersenyum.

"Owh, Shit!" Umpat Hyukjae dengan paras terkejut.

"Kenapa Hyukkie?" Tanyaku yang mengikuti pandangan mata Hyukjae.

"Jangan Minnie!" Hyukjae menarik kepalaku cepat. Memaksaku melihatnya. Wajahnya diliputi kekhawatiran.

"Kenapa Hyukkie? Ada apa di belakang?" Aku sungguh penasaran dengan apa yang membuat Hyukjae terkejut.

"Gak ada apa-apa. Temenin aku ke toilet aja," Hyukjae menarik tanganku dengan kepala yang masih tertahan dengan satu tangannya lagi.

"Kenapa sih?"

"Cerewet!" Hyukjae tetap menarik tanganku sampai di depan toilet.

"Jangan kemana-mana! Tetep disini ajah! Oke?" Hyukjae mewanti-wantiku seperti seorang ibu. Aneh. Kembali aku tertawa melihat tingkahnya.

Pintu toilet telah di tutup Hyukjae. Aku yang berdiri di depan pintu hanya bisa mengotak-ngatik ponsel violet kesayanganku. Ada foto Kyu yang kuambil secara diam-diam ketika kami belajar bersama di perpus beberapa minggu yang lalu.

"Apa kamu tidak berlebihan terhadap pelangganmu?" Suara seorang yeojya mengusik konsentrasiku. Suara yang berada di di sudut lorong sana.

"Kalau pelanggan sepertimu aku tidak kan pernah menyesal" Suara itu? Suara yang sangat ku kenal. Ku mohon bukan dia.

Diam-diam aku melangkahkan kakiku menuju ke balik dinding yang menjadi asal suara itu. Hatiku menjadi sangat tidak tenang. Khawatir apa yang kutakutkan menjadi kenyataan. Seorang yeojya dengan rok minim tersudut dengan tangan kiri sang pria mengapit tubuhnya sehingga yeojya itu seperti terkurung dalam kekuasaannya. Namja dengan pakaian yang sama seperti yesung-hyung, namja dengan kacamata berbingkai hitam yang bertengger di atas hidungnya. Namja yang baru saja kulihat fotonya dari ponselku. Namja yang bernama Cho Kyuhyun.

"Kau nakal!" Yeojya itu tidak segan-segan mencium leher jenjang Kyu yang lebih tinggi darinya. Kyu Membiarkannya. Tangan kanannya yang memegang soft drink dingin di sentuhkannya ke pahanya yang membuat yeojya itu menggelinjang kegelian. Menyusuri paha putih yang memang betul-betul terekspos dengan jelasnya.

"Kau memang benar-benar nakal!"

"I am" Kyu tersenyum.

Aku sudah tidak tahan lagi. Sudah cukup. Setetes air jatuh dari ujung mataku. Aku kembali menangis untuk seorang Cho Kyuhyun.

"Kyu?" Bibirku bergetar menyebut namanya. Aku sudah tidak peduli. Sudah tidak peduli lagi.

Kyu menoleh kearahku bersamaan dengan wanita itu. Mimik terkejut Kyu yang sedetik kemudian seperti tidak terjadi apa-apa makin membuatku ingin lari dari sini.

"Mianhae" Aku sudah tidak sanggup lagi melihat semuanya. Ku mohon kenapa aku harus melihat semua ini?

"Ooo, Sial" Ujar Hyukjae yang berdiri di belakangku tanpa kusadari.

TBC

OooooooooooooooooO

Gimana chingudeul? Aneh? As always mah itu XD
Umm… rencananya sih saya bakal lanjutin Fic ini kalo Jawabannya positif, yg artinya banyak yang nge-Coment dan minta dilanjutin~ ekekekekeke *dilempar sandal*

Ok chingudeul, di Coment ya, biar author bisa nentuin apakah fic ini bakal lanjut atau ga XD
Btw, GOMAWO buat Readers yg udah nge-Coment semua FF saya,
Ingat ketentuan ada ditangan para readers  Chapter ke-2 bakalan lebih yadong dari yg ini makanya kalau ada yg gak suka jangan dibaca Chapter ke-2nya N aku akan melanjutkan kalau kalian meng-Coment untuk dilanjutkan dan mengelike nya
Keep Read and Coment ya chingudeul ^_^)v

Kunjungi Wordpress ku klik  disini

Gomawo
 

♥KOREAN CHINGU (한국 친구)♥ © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor