-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
YeWook's ::
[ Sky of Love ]
by layla
.
- Chapter 3 : Two-sided Jongwoon -
Rated T
.
Warning ::
Typos, Genderswitch, Romance gaje
Always loving all of reviews :D
Happy Reading. .! ^-^
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
Gadis
mungil itu mulai menyusuri jalan. Langkahnya gontai, ia mengingat jelas
wajah namja yang ditemuinya di atap sekolah tadi. .
.
.
Kim Jongwoon.
.
.
"Aish,
paboya. . Paboya. .!" gumam sang gadis kecil sembari memukul kepalanya
dengan pelan. Sebenarnya ia merasa sangat tidak enak atas perlakuan
kasarnya pada Jongwoon, namun ia benar-benar tidak menyangka bahwa orang
yang ditemuinya barusan adalah Jongwoon, namja yang membuatnya
merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bila
Jongwoon adalah orang lain, maka Ryeowook nggak akan segan-segan untuk
mengungkapkan perasaannya saat itu juga. Namun takdir berkata lain, dan
Ryeowook tak tahu. .
.
Apakah ia sudi melihat wajah namja itu lagi atau tidak.
.
[ flashback ]
.
"Siapa yang punya keberanian untuk melempar kertas ini. .?"
.
Seorang
namja dengan santainya duduk di atas meja yang berada di koridor kelas.
Pandangannya begitu luas, namun sorot mata dingin tampak jelas dari
kedua matanya.
Perlahan diambilnya sebuah kacamata dari sakunya, lalu ia
memakai kacamata coklat itu di wajah tampannya. Tangan kanannya
mengepal, terlihat secarik kertas tengah digenggam erat olehnya.
Sedang
seorang namja berambut ikal berdiri didekatnya, sambil sesekali melirik
kelas yang tengah kosong tanpa penghuni.
"Nggak
ada yang mau mengaku, bos. Padahal aku sudah membentak mereka semua.
Tapi kurasa, pasti seorang siswa kelas X-1 yang melakukannya."
"Oh. ."
Namja
itu hanya tersenyum, namun tampak jelas bahwa ia sedikit merasa kesal.
Orang yang melempar kertas ini. .
Sudah membuatnya malu.
Ia ingat betul
bagaimana rasanya dipermalukan ketika berpuluh-puluh pasang mata tengah
tertuju padanya.
Berjalan dengan penuh kharisma, dan tiba-tiba segumpal
kertas yang tidak jelas siapa pelemparnya langsung menghantam
kepalanya.
Sakit sih tidak, tapi ia harus menerima kikikan dari para
namja dan yeoja di lorong kelas X itu. Wajahnya langsung merah padam,
dan ia segera membetulkan kacamatanya lalu berjalan meninggalkan tempat
itu dengan secepat mungkin. .
.
.
"Setelah kau tahu siapa pelakunya, beri ia pelajaran. Kau tahu 'kan kalau dia pantas mendapatkannya, Kyu. .?"
"Nae, bos. Pasti."
Seulas
senyum licik tampak jelas di wajah mereka. Sang bos tampak tak sabar
menanti sebuah pembalasan dendam nan 'indah' untuknya.
.
.
Sret.
Dan tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang tengah memperhatikan
mereka. Pandangannya begitu terlihat ketakutan. Dengan tangan bergetar,
digenggamnya seragam olahraga yang tengah ia kenakan sembari melangkah
mundur pelan, berusaha menjauhi dua orang yang tengah merencanakan
pembalasan dendam itu.
Tep. Tep. Kaki mungilnya perlahan
mulai melangkah mundur, senada dengan detak jam yang mulai menunjukkan
pukul sembilan pagi. Sosok itu telah tertinggal beberapa menit pelajaran
Olahraganya, dan ia harus segera meninggalkan tempat itu sebelum ia
ketahuan telah mendengar pembicaraan dua orang namja paling ditakuti di
sekolah itu. Sebelum ia berhasil meninggalkan tempat itu, tiba-tiba. .
.
.
KRAK.
Seketika kedua bola mata dua namja itu langsung menangkap sosok
bayangan seorang yeoja yang tengah berlari menjauhi tempat mereka
berada.
Yeoja tadi ternyata menginjak sebuah botol minuman.
Setelah
melihat kehadiran yeoja tadi, tampak perasaan cemas tengah mereka
rasakan, namun sang bos berusaha menenangkan Kyu yang ingin sekali
mengejar dan menghajar yeoja itu. Digenggamnya tangan namja yang lebih
muda darinya itu dan ia berbisik pelan.
.
.
"Tenanglah, Kyu. Aku tahu siapa yeoja itu."
"Siapa, bos. .? Aku ingin menghancurkannya."
"Tahan emosimu. Kalau kau hancurkan dia, maka aku akan menghancurkanmu duluan."
"Maksud. . Bos. .?" Kyuhyun menunduk. Ia tatap sang namja pirang dengan tatapan takut-takut. Dengan gagapnya ia bertanya, berharap kalau bos yang tengah berkuasa atas dirinya itu tak akan benar-benar menghancurkan dirinya.
.
.
"Ia orang yang cukup lama telah kucari."
.
.
Dan Kyuhyun mengangguk mengerti akan ucapan bosnya. .
.
.
"Kim Ryeowook."
.
.
[ end of flashback ]
.
"Akh. .!"
BRAK.
Ryeowook yang tengah tergesa-gesa itu tanpa sengaja telah menabrak
seseorang.
Yeoja itu segera membungkuk sebagai tanda maaf dan berlari
meninggalkan sosok yang kedua siluet matanya masih menatap lekat-lekat
tiap langkah kaki sang Ryeowook.
Sosok itu hanya tersenyum melihat
kecerobohan sang yeoja mungil, dan ia segera masuk ke dalam kelasnya
untuk mengambil tas hitam miliknya.
Sebentar lagi dentang bel akan
segera terdengar di setiap sudut kelas, sebagai tanda pasti bahwa jam
pelajaran akan segera berakhir.
.
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
.
[ Ryeowook's POV ]
.
.
Ukh,
kepalaku begitu pusing. Aku benci mengingat kejadian sial yang
menimpaku berturut-turut hari ini. Pertama tentang Minnie yang mencintai
Kyuhyun, lalu namja yang membuatku jatuh cinta itu.
Aish, kenapa sih
harus namja satu itu.? Apa nggak ada namja lain yang lebih baik
darinya. .?
Kenapa harus dia yang telah merencanakan pembalasan dendam
yang begitu keji untuk sahabatku. .?
Aku sama sekali nggak bisa menerima
kenyataan kalau namja yang telah menyelamatkan hidupku adalah namja
yang hampir menghancurkan masa depan Minnie. .! Akh. .Ya Tuhan. . Kenapa
kau takdirkan hidupku untuk mencintai orang yang salah. .?
.
.
"J-Jongwoon. ."
.
.
Bibirku
tak sanggup untuk tak menyebut namanya. Tak kuasa bagiku untuk menahan
tangis begitu mengingat sosok namja yang tersenyum dengan santainya
begitu ia menemuiku di loteng sekolah.
Perih hatiku mengingat perkataan
liciknya pada Kyuhyun beberapa hari lalu. Getir jiwaku begitu mengingat
apa yang dibawanya untuk hadiah ulang tahunku.
Bunga. Seikat bunga
mungil dengan warna yang begitu menarik. Meski kelihatan bahwa ia baru
mengambilnya dari kebun, namun aku sangat tersentuh karena itu
menunjukkan kepolosan hatinya. Namun rasa itu hanyalah sekejap, karena
ketidakpercayaan menyelimuti relung hatiku. Remuk hatiku ketika
mengingat pernyataan jati dirinya.
Cukup sudah diriku dipermainkan,
padahal sudah begitu lama aku menanti agar bisa merasakan apa yang
dinamakan cinta seperti yang telah teman-temanku alami ketika masih SMP
dulu. Aku iri pada mereka, karena begitu mudahnya merasakan jatuh cinta.
Meski suatu ketika cinta mereka telah patah, namun beberapa saat
kemudian mereka bisa menemukan yang baru. Sedangkan aku. .?
.
.
"Jongwoon. ."
.
.
Aku
tau. . Kalian pasti bosan kan mendengarku mengucap nama ini untuk kedua
kalinya. .? Ya, aku tidak melarangnya. Tapi sebaiknya, kalian dengarkan
lagi cerita dariku. Tentu kalian akan sangat kaget mengetahuinya,
begitu pun juga dengan aku.
.
.
"Kim Ryeowook. .?"
Deg. Jantungku serasa mati mendadak begitu mendengar ia mengucapkan namaku. Dia. .? Siapa dia. .? Ah, dia.
.
.
"Mmmhmm~~"
Namja
itu bersenandung lagi begitu ia melihat aku sama sekali tak
meresponnya. Namja itu. . Namja yang baru saja menghancurkan indahnya
cinta pertamaku. .
.
.
Jongwoon-oppa.
.
.
Ah. . Kenapa aku harus bertemu dengannya. .
.
.
Set set.
Kulihat ia sedang menggali tanah dengan sekop di depan sebuah pohon di
pinggir jalan. Memang apa yang ingin dilakukannya. .? Baiklah, biar
kutebak yah. . Apa ia ingin menyimpan harta karun disini. .? Atau
jangan-jangan ia ingin mencuri. .?
.
.
Ah, sepertinya semua tebakanku meleset. .
.
.
Sret. Tiba-tiba
saja kedua bola mataku serasa hampir copot begitu melihat sesuatu yang
tengah digenggam Jongwoon-oppa. Aku tak menduga-duganya sejak awal. .
.
.
Yap.
Seikat bunga kecil yang sedikit layu dikelurkannya dari saku. Itu
adalah bunga kecil yang diberikannya padaku ketika berada di loteng.
Sebuah bunga kecil yang telah kuhina keindahannya. Padahal seharusnya
aku tahu bagaimana perjuangan bunga kecil itu untuk tumbuh dan bertahan
hidup. .
.
.
Dan tep. Lamunanku buyar. Jongwoon-oppa
dengan hati-hati meletakkan tanaman itu diatas tanah yang sudah digali.
Kemudian dengan penuh kesabaran, ditimbunnya kembali akar tanaman itu.
Sekilas kulihat raut lega menghiasi wajahnya. Ah, jadi begitu. .
.
.
Jadi ia berada disini untuk mengembalikan bunga kecil ini. .? Omona. .
.
.
Set. Kedua
mataku mulai bergerak seiring gerakan Jongwoon-oppa yang cekatan.
Diambilnya sebuah selang air milik umum yang berada di dekat pohon
sakura yang belum berbunga. Ah, pohon sakura yaa. . Eh. .? Tunggu dulu.
Apa yang ingin dilakukan namja ini. .? Apa ia akan menyiramku. .? Aish,
kalau aku sempat berpikiran begini, kenapa aku tak segera lari saja. .?
Engh, entahlah, sepertinya kedua kakiku telah terpaku disini. Dasar
pabo. .! Aku sama sekali tak tahu mengapa diriku sama sekali tak mau
beranjak meninggalkan namja ini, padahal aku seharusnya merasa sangat
kesal padanya. .
.
.
"Kyaa. .!" teriakku begitu ia
menghidupkan selang air dan mengarahkannya ke dekat sepatuku. Ia hanya
tertawa kecil, lalu menyiramkan air itu ke arah lain, ke arah si bunga
kecil.
Ia ingin bunga kecil itu tetap hidup, 'kan. .? Ah, mengapa ia
begitu berbaik hati. .? Kalau ia melakukan ini untuk sekedar menipuku,
aku yakin sebelumnya ia tak tahu kalau aku berjalan di belakangnya.
Akupun juga baru sadar telah mengikutinya karena sedari tadi diriku
hanya melamunkan hal-hal yang tidak masuk akal. Aish, sebenarnya ada apa
sih denganku dan dengan namja ini. .?
.
.
Set. Kini ia
mengarahkan air itu ke arahku lagi. Dengan langkah cepat aku melompat
menjauhinya. Sebuah senyum tersungging di bibirnya. Mengesalkan. Tapi.
.Omonaa. . Ternyata kali ini dia sedang tak memakai kacamata. .! Dua
kali aku melihatnya. Ya, pertama adalah ketika aku melihat ia berbicara
dengan si Cho Kyuhyun di lorong kelas. Wah, ternyata ia manis juga. Dan
serangan demi serangan diarahkannya padaku. Tap. Tap. Entah sejak
kapan aku mulai menikmati kejahilan yang tengah dilakukannya padaku.
Dengan langkah gesit aku menghindari siraman air darinya, dan hal itu
membuatku tersenyum kecil.
.
.
"Lihatlah. ."
Set.
Sekilas cahaya terang melewati celah-celah diantara dedaunan pohon
sakura. Wah, pasti begitu indah bukan. .? Namun yang paling indah adalah
apa yang tengah dilakukan Jongwoon di depan mataku. Ia tidak
menunjukkan senyuman mautnya, atau berpose layaknya foto model. Ia hanya
menatap cahaya itu nanar, dan tiap helai rambutnya menari indah bersama
hembusan angin. Senyum indah terukir diwajahku. Apa kalian ingin tahu
apa yang tengah membuatku terpesona. .? Baiklah, aku akan
memberitahukannya. .
.
.
Sekilas kedua mataku langsung
berkaca-kaca begitu menatap samar-samar cahaya yang mulai terlihat
menjadi sebuah siluet, yaitu sebuah siluet pelangi nan indah.
Perlahan-lahan siluet itu mulai tampak jelas, dan ini seperti sedang
mempertunjukkan sebuah mahakarya luar biasa. Ya, sebuah hasil pertemuan
antara cahaya nan hangat dengan percikan air nan menyejukkan. Begitu
kontras, bukan. .? Tapi pada akhirnya bisa menghasilkan sesuatu yang
begitu menakjubkan.
.
.
"Ryeowook-ah. ."
.
.
"N-nae. .?"
.
.
"Ini. . Adalah hadiah ulang-tahunmu."
.
.
DEG. Dan sekali lagi aku hanya bisa terpaku atas kata-katanya.
.
.
Jongwoon-oppa. .
.
.
Siapakah engkau sebenarnya. .?
.
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
.
TBC. .! :D
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
kyaaaaa, udah berapa lama ya aku berenti nulis nih ff, mungkin hampir 4 bulan x ya... :D
mian kelamaan, abis wktu itu aku gk di bliin pulasa modemnya karna nilaiku turun *eh?curhat XD
tapi smoga kalian semua suka...
eithhh kalo ada yg kurang jelas, atau pun ada kata" yg salah boleh lngsung coment kok soalnya aku ngebuat dibantuin adek aku jdi ada yg sedikit keliru
COMENT+LIKENYA YA ^_^
.
.