Lipsum Text Widget

Senin, 23 Juli 2012

Sky of Love//Chapter 3// Two sided jongwoon

Diposting oleh layla3103 di jakarta 08.52.00
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
YeWook's ::
[ Sky of Love ]
by layla
.
- Chapter 3 : Two-sided Jongwoon -
Rated T
.
Warning ::
Typos, Genderswitch, Romance gaje
Always loving all of reviews :D
Happy Reading. .! ^-^
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
Gadis mungil itu mulai menyusuri jalan. Langkahnya gontai, ia mengingat jelas wajah namja yang ditemuinya di atap sekolah tadi. .
.
.
Kim Jongwoon.
.
.
"Aish, paboya. . Paboya. .!" gumam sang gadis kecil sembari memukul kepalanya dengan pelan. Sebenarnya ia merasa sangat tidak enak atas perlakuan kasarnya pada Jongwoon, namun ia benar-benar tidak menyangka bahwa orang yang ditemuinya barusan adalah Jongwoon, namja yang membuatnya merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Bila Jongwoon adalah orang lain, maka Ryeowook nggak akan segan-segan untuk mengungkapkan perasaannya saat itu juga. Namun takdir berkata lain, dan Ryeowook tak tahu. .
.
Apakah ia sudi melihat wajah namja itu lagi atau tidak.
.
[ flashback ]
.
"Siapa yang punya keberanian untuk melempar kertas ini. .?"
.
Seorang namja dengan santainya duduk di atas meja yang berada di koridor kelas. Pandangannya begitu luas, namun sorot mata dingin tampak jelas dari kedua matanya.
Perlahan diambilnya sebuah kacamata dari sakunya, lalu ia memakai kacamata coklat itu di wajah tampannya. Tangan kanannya mengepal, terlihat secarik kertas tengah digenggam erat olehnya. 
Sedang seorang namja berambut ikal berdiri didekatnya, sambil sesekali melirik kelas yang tengah kosong tanpa penghuni.

"Nggak ada yang mau mengaku, bos. Padahal aku sudah membentak mereka semua. Tapi kurasa, pasti seorang siswa kelas X-1 yang melakukannya."

"Oh. ."

Namja itu hanya tersenyum, namun tampak jelas bahwa ia sedikit merasa kesal.
Orang yang melempar kertas ini. . 
Sudah membuatnya malu. 
Ia ingat betul bagaimana rasanya dipermalukan ketika berpuluh-puluh pasang mata tengah tertuju padanya. 
Berjalan dengan penuh kharisma, dan tiba-tiba segumpal kertas yang tidak jelas siapa pelemparnya langsung menghantam kepalanya. 
Sakit sih tidak, tapi ia harus menerima kikikan dari para namja dan yeoja di lorong kelas X itu. Wajahnya langsung merah padam, dan ia segera membetulkan kacamatanya lalu berjalan meninggalkan tempat itu dengan secepat mungkin. .
.
.
"Setelah kau tahu siapa pelakunya, beri ia pelajaran. Kau tahu 'kan kalau dia pantas mendapatkannya, Kyu. .?"

"Nae, bos. Pasti."
Seulas senyum licik tampak jelas di wajah mereka. Sang bos tampak tak sabar menanti sebuah pembalasan dendam nan 'indah' untuknya.
.
.

Sret. Dan tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Pandangannya begitu terlihat ketakutan. Dengan tangan bergetar, digenggamnya seragam olahraga yang tengah ia kenakan sembari melangkah mundur pelan, berusaha menjauhi dua orang yang tengah merencanakan pembalasan dendam itu.

Tep. Tep. Kaki mungilnya perlahan mulai melangkah mundur, senada dengan detak jam yang mulai menunjukkan pukul sembilan pagi. Sosok itu telah tertinggal beberapa menit pelajaran Olahraganya, dan ia harus segera meninggalkan tempat itu sebelum ia ketahuan telah mendengar pembicaraan dua orang namja paling ditakuti di sekolah itu. Sebelum ia berhasil meninggalkan tempat itu, tiba-tiba. .
.
.

KRAK. Seketika kedua bola mata dua namja itu langsung menangkap sosok bayangan seorang yeoja yang tengah berlari menjauhi tempat mereka berada. 
Yeoja tadi ternyata menginjak sebuah botol minuman.
Setelah melihat kehadiran yeoja tadi, tampak perasaan cemas tengah mereka rasakan, namun sang bos berusaha menenangkan Kyu yang ingin sekali mengejar dan menghajar yeoja itu. Digenggamnya tangan namja yang lebih muda darinya itu dan ia berbisik pelan.
.
.
 
"Tenanglah, Kyu. Aku tahu siapa yeoja itu."

"Siapa, bos. .? Aku ingin menghancurkannya."

"Tahan emosimu. Kalau kau hancurkan dia, maka aku akan menghancurkanmu duluan."

"Maksud. . Bos. .?" Kyuhyun menunduk. Ia tatap sang namja pirang dengan tatapan takut-takut. Dengan gagapnya ia bertanya, berharap kalau bos yang tengah berkuasa atas dirinya itu tak akan benar-benar menghancurkan dirinya.
.
.
"Ia orang yang cukup lama telah kucari."
.
.
Dan Kyuhyun mengangguk mengerti akan ucapan bosnya. .
.
.
"Kim Ryeowook."
.
.
[ end of flashback ]
.
"Akh. .!"

BRAK. Ryeowook yang tengah tergesa-gesa itu tanpa sengaja telah menabrak seseorang.
Yeoja itu segera membungkuk sebagai tanda maaf dan berlari meninggalkan sosok yang kedua siluet matanya masih menatap lekat-lekat tiap langkah kaki sang Ryeowook. 
Sosok itu hanya tersenyum melihat kecerobohan sang yeoja mungil, dan ia segera masuk ke dalam kelasnya untuk mengambil tas hitam miliknya. 
Sebentar lagi dentang bel akan segera terdengar di setiap sudut kelas, sebagai tanda pasti bahwa jam pelajaran akan segera berakhir.
.
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
.
[ Ryeowook's POV ]
.
.
Ukh, kepalaku begitu pusing. Aku benci mengingat kejadian sial yang menimpaku berturut-turut hari ini. Pertama tentang Minnie yang mencintai Kyuhyun, lalu namja yang membuatku jatuh cinta itu.
Aish, kenapa sih harus namja satu itu.? Apa nggak ada namja lain yang lebih baik darinya. .? 
Kenapa harus dia yang telah merencanakan pembalasan dendam yang begitu keji untuk sahabatku. .? 
Aku sama sekali nggak bisa menerima kenyataan kalau namja yang telah menyelamatkan hidupku adalah namja yang hampir menghancurkan masa depan Minnie. .! Akh. .Ya Tuhan. . Kenapa kau takdirkan hidupku untuk mencintai orang yang salah. .?
.
.
"J-Jongwoon. ."
.
.
Bibirku tak sanggup untuk tak menyebut namanya. Tak kuasa bagiku untuk menahan tangis begitu mengingat sosok namja yang tersenyum dengan santainya begitu ia menemuiku di loteng sekolah. 
Perih hatiku mengingat perkataan liciknya pada Kyuhyun beberapa hari lalu. Getir jiwaku begitu mengingat apa yang dibawanya untuk hadiah ulang tahunku. 

Bunga. Seikat bunga mungil dengan warna yang begitu menarik. Meski kelihatan bahwa ia baru mengambilnya dari kebun, namun aku sangat tersentuh karena itu menunjukkan kepolosan hatinya. Namun rasa itu hanyalah sekejap, karena ketidakpercayaan menyelimuti relung hatiku. Remuk hatiku ketika mengingat pernyataan jati dirinya. 

Cukup sudah diriku dipermainkan, padahal sudah begitu lama aku menanti agar bisa merasakan apa yang dinamakan cinta seperti yang telah teman-temanku alami ketika masih SMP dulu. Aku iri pada mereka, karena begitu mudahnya merasakan jatuh cinta. Meski suatu ketika cinta mereka telah patah, namun beberapa saat kemudian mereka bisa menemukan yang baru. Sedangkan aku. .?
.
.
"Jongwoon. ."
.
.
Aku tau. . Kalian pasti bosan kan mendengarku mengucap nama ini untuk kedua kalinya. .? Ya, aku tidak melarangnya. Tapi sebaiknya, kalian dengarkan lagi cerita dariku. Tentu kalian akan sangat kaget mengetahuinya, begitu pun juga dengan aku.
.
.
"Kim Ryeowook. .?"
Deg. Jantungku serasa mati mendadak begitu mendengar ia mengucapkan namaku. Dia. .? Siapa dia. .? Ah, dia. 
.
.
"Mmmhmm~~"
Namja itu bersenandung lagi begitu ia melihat aku sama sekali tak meresponnya. Namja itu. . Namja yang baru saja menghancurkan indahnya cinta pertamaku. .
.
.
Jongwoon-oppa.
.
.
Ah. . Kenapa aku harus bertemu dengannya. .
.
.
Set set. Kulihat ia sedang menggali tanah dengan sekop di depan sebuah pohon di pinggir jalan. Memang apa yang ingin dilakukannya. .? Baiklah, biar kutebak yah. . Apa ia ingin menyimpan harta karun disini. .? Atau jangan-jangan ia ingin mencuri. .?
.
.
Ah, sepertinya semua tebakanku meleset. .
.
.
Sret. Tiba-tiba saja kedua bola mataku serasa hampir copot begitu melihat sesuatu yang tengah digenggam Jongwoon-oppa. Aku tak menduga-duganya sejak awal. .
.
.
Yap. Seikat bunga kecil yang sedikit layu dikelurkannya dari saku. Itu adalah bunga kecil yang diberikannya padaku ketika berada di loteng. Sebuah bunga kecil yang telah kuhina keindahannya. Padahal seharusnya aku tahu bagaimana perjuangan bunga kecil itu untuk tumbuh dan bertahan hidup. .
.
.
Dan tep. Lamunanku buyar. Jongwoon-oppa dengan hati-hati meletakkan tanaman itu diatas tanah yang sudah digali. Kemudian dengan penuh kesabaran, ditimbunnya kembali akar tanaman itu. Sekilas kulihat raut lega menghiasi wajahnya. Ah, jadi begitu. .
.
.
Jadi ia berada disini untuk mengembalikan bunga kecil ini. .? Omona. .
.
.
Set. Kedua mataku mulai bergerak seiring gerakan Jongwoon-oppa yang cekatan.
Diambilnya sebuah selang air milik umum yang berada di dekat pohon sakura yang belum berbunga. Ah, pohon sakura yaa. . Eh. .? Tunggu dulu.
 Apa yang ingin dilakukan namja ini. .? Apa ia akan menyiramku. .? Aish, kalau aku sempat berpikiran begini, kenapa aku tak segera lari saja. .? Engh, entahlah, sepertinya kedua kakiku telah terpaku disini. Dasar pabo. .! Aku sama sekali tak tahu mengapa diriku sama sekali tak mau beranjak meninggalkan namja ini, padahal aku seharusnya merasa sangat kesal padanya. .
.
.
"Kyaa. .!" teriakku begitu ia menghidupkan selang air dan mengarahkannya ke dekat sepatuku. Ia hanya tertawa kecil, lalu menyiramkan air itu ke arah lain, ke arah si bunga kecil.

 Ia ingin bunga kecil itu tetap hidup, 'kan. .? Ah, mengapa ia begitu berbaik hati. .? Kalau ia melakukan ini untuk sekedar menipuku, aku yakin sebelumnya ia tak tahu kalau aku berjalan di belakangnya. Akupun juga baru sadar telah mengikutinya karena sedari tadi diriku hanya melamunkan hal-hal yang tidak masuk akal. Aish, sebenarnya ada apa sih denganku dan dengan namja ini. .?
.
.
Set. Kini ia mengarahkan air itu ke arahku lagi. Dengan langkah cepat aku melompat menjauhinya. Sebuah senyum tersungging di bibirnya. Mengesalkan. Tapi. .Omonaa. . Ternyata kali ini dia sedang tak memakai kacamata. .! Dua kali aku melihatnya. Ya, pertama adalah ketika aku melihat ia berbicara dengan si Cho Kyuhyun di lorong kelas. Wah, ternyata ia manis juga. Dan serangan demi serangan diarahkannya padaku. Tap. Tap. Entah sejak kapan aku mulai menikmati kejahilan yang tengah dilakukannya padaku. Dengan langkah gesit aku menghindari siraman air darinya, dan hal itu membuatku tersenyum kecil.
.
.
"Lihatlah. ."
Set. Sekilas cahaya terang melewati celah-celah diantara dedaunan pohon sakura. Wah, pasti begitu indah bukan. .? Namun yang paling indah adalah apa yang tengah dilakukan Jongwoon di depan mataku. Ia tidak menunjukkan senyuman mautnya, atau berpose layaknya foto model. Ia hanya menatap cahaya itu nanar, dan tiap helai rambutnya menari indah bersama hembusan angin. Senyum indah terukir diwajahku. Apa kalian ingin tahu apa yang tengah membuatku terpesona. .? Baiklah, aku akan memberitahukannya. .
.
.
Sekilas kedua mataku langsung berkaca-kaca begitu menatap samar-samar cahaya yang mulai terlihat menjadi sebuah siluet, yaitu sebuah siluet pelangi nan indah. Perlahan-lahan siluet itu mulai tampak jelas, dan ini seperti sedang mempertunjukkan sebuah mahakarya luar biasa. Ya, sebuah hasil pertemuan antara cahaya nan hangat dengan percikan air nan menyejukkan. Begitu kontras, bukan. .? Tapi pada akhirnya bisa menghasilkan sesuatu yang begitu menakjubkan.
.
.
"Ryeowook-ah. ."
.
.
"N-nae. .?"
.
.
"Ini. . Adalah hadiah ulang-tahunmu."
.
.
DEG. Dan sekali lagi aku hanya bisa terpaku atas kata-katanya.
.
.
Jongwoon-oppa. .
.
.
Siapakah engkau sebenarnya. .?
.
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
.
TBC. .! :D
.
-x-x-x-x-x-x-x-o0o-x-x-x-x-x-x-x-
.
kyaaaaa, udah berapa lama ya aku berenti nulis nih ff, mungkin hampir 4 bulan x ya... :D
mian kelamaan, abis wktu itu aku gk di bliin pulasa modemnya karna nilaiku turun *eh?curhat XD
tapi smoga kalian semua suka...

eithhh kalo ada yg kurang jelas, atau pun ada kata" yg salah boleh lngsung coment kok soalnya aku ngebuat dibantuin adek aku jdi ada yg sedikit keliru

COMENT+LIKENYA YA ^_^


.
.

0 komentar:

 

♥KOREAN CHINGU (한국 친구)♥ © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor