Lipsum Text Widget

Sabtu, 25 Februari 2012

A Story About Teddy Bear

Diposting oleh layla3103 di jakarta 20.43.00


Title : A Story About Teddy Bear

Author : layla noer andiena
Chapter : One shoot
Fandom : Super junior
Pairing : YeeWok – KyuWook - KyuMin
Genre : Fluff / Romance
Disclaimer : Super junior punya emaknya masing-masing. Saya Cuma numpang tenar(?) LOL
Note : Ahey~ Yewook lagi Khukhukhu XD
Saya rajin banged ngapdet ya?:pa
Hihi~ gomen kalo ada Typo en kesalahan nama/gelar *halah* ini Fic lama yg di buat mama(?) terus saya re-written :D
PS : buat Fic saya yg It's not Dime Novel, mianhae~ ada kesalahan penulisan. Seharusnya kan Wookie yg yeojya manggil-a Yesung-oppa, saya malah buat Yesung-hyung _
Saya tau koq, tapi saya lupa *ditabokin* mahap ya Chingu, en Gomawo sarannya ^^v
Ok, Silahkan dinikmati 3 *author disepak karena banyak omong*

OooooooooooooO

Yesung's PoV

"Yesung!"

Dia memanggil namaku.

"Kau dengar aku?"

Namja imut itu mendudukkanku di pangkuannya. Membelai lembut kepalaku. Bulu-bulu yang mulai rontok dimakan usia.

Sudah 15 tahun aku bersamanya.

"Aku benci dia! Benci! Hiks.. Hiks... Hue!"

Sial! Dia menangis lagi. Aku paling lemah terhadap tangisannya.
Kyu jelek! Oon! Tolol! Begok! Mesum! Idiot! Pabbo!"

Dia membawaku dalam pelukannya. Tetesan air matanya yang hangat jatuh diatas kepalaku. Merembes. Selalu nama itu yang membuatnya menangis. Selalu. Aku benci nama itu. Nama yang selalu membuatnya menangis.

Aku tidak tahu apa yang dilakukan si bodoh itu terhadap Wookie-ku. Sial!


Wookie menjauhkanku dari pelukannya. Ada jarak 30 cm diantara kami. Dia memiringkan kepalanya. Rambut pendeknya jatuh sesuai dengan arah gravitasi.

Kenapa dia begitu manis dengan wajahnya yang sembab itu.

"Andai kau bisa bicara Yesung, apa yang akan kau katakan untukku?"

Saranghae

OoooooooooooooooooO

Wookie memasukkan kembali diriku ke dalam tasnya. Ada anak kecil yang begitu penasaran terhadap diriku tadi. Meminta Wookie untuk memperlihatkan bentukku utuh. Wookie tidak keberatan. Toh, waktunya masih panjang, dia tidak kan terlambat walaupun nantinya dia berjalan dengan satu kaki. Dia terlalu cepat berangkat ke sekolah hari ini.

Memang sudah menjadi kebiasaan Wookie membawaku ke sekolah. Dan sudah menjadi kebiasaan pula teman-teman di sekolah menyindirnya sebagai seorang anak SD yang tidak pernah beranjak dewasa. Apalagi dia seorang namja.

Walau kuakui wajahnya cukup imut untuk ukuran namja pada umunya. Tapi, apakah salah membawa benda kesayangan ke sekolah? Aku benda kesayangannya. Aku yakin itu. Rasanya sama saja dengan mereka yang membawa boy stuff yang begitu lengkap itu. Yang berbeda hanya apa yang dibawanya.

"Pagi Wookie!". Seseorang menepuk pundak Wookie.

"Henry? Tumben datang cepat?"

"Kussou no futarikko (Sebutan buat orang kembar, disini EunHae kembar XD) menjemputku tadi pagi. Sial! seharusnya aku bisa tidur lebih lama. Huft" Henry membanting tasnya ke meja menjadikannya sandaran kepalanya kemudian.

Wookie tertawa cekikikan mengingat dia pernah bersama Donghae dan Enhyuk menjemput Henry dan Wookie paham betul apa yang dilakukan si kembar agar Wookie bisa bergerak cepat. Bergerak di luar interval waktunya yang seringkali membuat orang menunggunya.

"Dasar kembar sialan! Setan!"

"Siapa suruh tidur kelamaan?" Wookie mengikuti Henry meletakkan tasnya digantungan yang ada di pinggir mejanya. Sebelumya dia mengeluarkan kepalaku sedikit sehingga aku bisa mengintip percakapan mereka. Aku menyukai ini. Percakapan diantara keduanya di setiap pagi. Rasanya mungkin seperti sarapan yang mengisi energiku. Apa aku terlalu berlebihan?

"Prinsipku.. nagareru wa sono mama ni shite oite.. mizu ooi no kanji.. let it flow like a flood.. kenapa harus cepat-cepat? Biarkan mengalir seperti banjir.. Gak nyusahin juga, kan?"

"Gak nyusahin? Nyusahin orang iya!" Wookie memukul kepala Henry.

"Augh! Ittai! sakit Pabbo!" Henry mengelus kepalanya.

Wookie kembali tertawa cekikikan melihat reaksi Henry. Wajahnya yang merenggut memang seperti anak kecil. Tapi, hanya sesaat, karena kemudian kedua matanya secara tidak sengaja melihat keluar. Melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. Kyuhyun. Lagi-lagi pria brengsek itu.

Namja brengsek yang walaupun sudah berumur 17 tahun –umur yang sama dengan Wookie- masih mengerjai murid-murid yang lewat didepannya dengan cara membentangkan seutas tali dijalan yang akan dilalui murid lainnya.

 Wajahnya yang seperti tanpa dosa itu kemudian tertawa terpingkal-pingkal ketika dia berhasil membuat seorang namja imut merona kemerahan dan tiba-tiba terjatuh didepan banyak siswa. Dan dengan santainya Ia mendekati namja itu. sekilas tapi pasti, ia berhasil menyentuhkan bibirnya pada kening namja yang masih meringis kesakitan tersebut.

"Jahat!" Wookie meremas-remas ujung seragamnya. Dia kembali mengulang kebiasaannya. Menggigit bibir bawahnya. Aku benci dia melalukan itu. Kedua bola matanya sudah berbeda dari sebelumnya. Berair dan sial sesaat lagi aku akan melihat hal yang paling kubenci sedunia.

Kimi wa kare ni aishita nakereba naranai ka? Aku benci melihat tangisanmu.


OooooooooooooooooO

Sudah jam 6 Sore. Malam akan segera datang. Wookie telat pulang hari ini. Tugasnya sebagai sekretaris OSIS membuatnya selalu pulang telat setiap hari kamis. Henry sudah pulang dari tadi. Katanya sih mau minum teh bersama teman-teman dari klub memanahnya. Dan memang selalu demikian.

"Wookie?" Seorang namja yang sebelumnya jongkok di belakang pagar sekolah berdiri dan seperti menyambut kedatangan Wookie. Aku dapat merasakan tangan wookie yang bergetar memegang tali tasnya. Dia lagi.

"Kyu? Kau mengenaliku?"

"Tentu saja, siapa yang tidak mengenali salah satu namja imut disekolah kita?"

Wajah Wookie bersemu merah. Aku benci melihatnya dia begitu imut dihadapan namja yang selalu membuatnya menangis. Wookie makin mempererat pegangan tasnya. Wajahnya menunduk. Berharap rambutnya yang jatuh dapat menyembunyikan rona merah dikedua pipinya.

Pria brengsek itu hanya tersenyum. Berjalan mendekati Wookie. Tangan kanannya meraih pipi kiri Wookie. Memaksa Wookie melihat kearahnya. Wookie masih melihat kekanannya. Tangannya kini meremas tanganku yang berada di dalam tasnya. Keringat dingin mengalir, merembes ketubuhku. Keringat dingin darinya.

"Kau sangat manis, Wookie-ah".

OooooooooooooO

"Yesung! Kau dengar tadi! Kyu bilang aku manis! Manis!" Wookie meletakkanku di atas tempat tidur sedangkan dirinya berkeliling kamar. Tersenyum tertawa seperti anak kecil. Aku suka melihat senyumannya itu. Tapi sial. Senyuman itu bukan untukku. Selamanya takkan pernah untukku.

" Ya, Tuhan.. Aku memang manis, sih.. Aku tahu itu" Wookie bergaya di depan cermin. Memperhatikan bayangan dirinya sendiri di dalam cermin. Dia memang sangat manis untukku. Teramat manis.

"Tapi, Sekarang Kyu mengakui diriku manis? Ya, Tuhan! Yesung, tanggal berapa sekarang? 16 Februari.. Okey.. sudah kuputuskan.. Aku akan merayakan hari ini setiap tahunnya" Wookie meraih kalender bergambar idolanya dan melingkari angka 21 dengan bentuk hati yang begitu banyak.

"Aku senang sekali Yesung! Senang sekali!" Wookie meraih tubuhku dan memelukku.

Apakah aku harus senang untukmu,Wookie?

OooooooooooooooooooO

"Yesung! Yesung!". Wookie berlari mengejarku. Sebenarnya tidak perlu berlari. Karena aku akan selalu disini. Di sisi tempat tidurnya. Menunggunya pulang. Karena memang hanya itu yang bisa kulakukan.
"Kyu mengajakku kencan! Kencan! Ya, Tuhan, sebuah kencan!"
Kencan?

"Yesung, baju apa yang harus kupakai? Aku bingung! Tidak ada baju yang pantas! Kusso! Sepertinya aku harus beli baju baru, tapi, kencannya dua hari lagi. Aku harus ajak Henry. Ya, Henry. Tapi selera Henry jelek! Aku tidak suka pilihan bajunya. Lalu siapa? Hue! Yesung, bantu aku! Apa yang harus aku lakukan?" Wookie mengguncang-guncang tubuhku. Dia kembali menggigit bibir bawahnya.

Wookie, bolehkah aku menangis?

OooooooooooooooooO

"Pagi, Wookie!" Si brengsek itu ternyata menunggu Wookie di depan pagar rumah. Gaya berdirinya yang bersandar dipagar dengan tangan kiri dimasukkan ke dalam saku celananya dan tangan kiri sibuk memegangi lolipop besar yang diemut dengan bibirnya sedangkan kaki kirinya ditekukkan berhasil mengubah wajah Wookie bersemu merah kembali. Apanya yang keren dari dia. Andai aku bisa bergerak. Aku akan lebih terlihat lebih keren darinya. Lihat saja.

"Pagi, Kyu"

"Yuk.. Aku datang menjemputmu" Kyu mengelurkan tangannya menanti tangan Wookie yang menyambutnya. Sesaat Wookie terdiam. Wajahnya yang memerah kemudian menyambut uluran itu.

"Gomawo, kyu.." Wookie kembali meremas tanganku yang berada di balik tasnya.

Aku benar-benar ingin menangis.


OooooooooooooooO

Wajah Wookie yang sedang tertidur benar-benar damai. Aku menyukai saat ini. Detik ini. Saat-saat dimana dia memelukku dan membawaku dalam tidurnya. Kadang kala dia suka mengecap seperti anak kecil dan aku menyukainya. Rambut liarnya yang menutupi dahinya, aliran nafas dari hidungnya, semua yang ada didirinya aku betul-betul menyukainya. Kenapa aku harus terkurung dalam tubuh boneka seperti ini. Takdir. Apakah ini yang namanya takdir? Aku ingin menjadi manusia saat ini. Menyentuh rambutnya, membalas pelukannya, mengecup bibir merahnya. Aku ingin melakukan semua itu bersamanya. Bukan dengan wujud seperti ini. Apa aku terlampau egois?

"Kyu"

 Kyu?

"Gomawo" Wookie tersenyum dalam tidurnya.

Dalam mimpipun dia meyebut nama terkutuk itu. Sebegitu pentingkah makna Kyu dalam dirinya?
Satu hal yang baru kusadari malam ini. Seberapapun aku ingin menangis. Aku takkan bisa menangis. Sial.

OoooooooooooooooooO

"Pagi Yesung!" Henry mengacak-ngacak bulu-bulu di kepalaku. Membuatnya makin berantakan.

"Henry!" Wookie dengan cepat memukul tangan Henry yang segera menghentikan tingkah Henry.

"Iya, tau! Sayang amat sih sama Yesung! Cemburu, nih!"

"Dasar kau! Tentu saja aku menyayangi Yesung, Dia yang tahu diriku apa adanya, betul kan Yesung?" Wookie mencubit hidungku gemas. Andai aku sama seperti mereka. Mungkin wajahku sekarang sudah seperti kepiting rebus.

"Halah, Boneka juga, Iya, kan Yesung?" Henry kembali mengacak bulu kepalaku dan kali ini Wookie membiarkannya. Sambil tertawa.

Tiba-tiba saja tawa Wookie terhenti ketika tanpa sengaja –sekali lagi- melihat kelapangan. Ada Kyu disana yang sedang memeluk namja lain. Di tengah lapangan. Terdengar riuh sorak sorai teman-teman Kyu. Tapi sepertinya Kyu tidak peduli dan makin mempererat pelukannya. Wajahnya seperti tersenyum penuh kemenangan.

"Kyu?"

Pria itu benar-benar brengsek! Teramat brengsek!

Wookie kembali menggigit bibir bawahnya yang tanpa dia sadari ternyata cukup kuat untuk merobek kulit bibir bawahnya. Berdarah. Kebiasaan yang terlalu memaksakan dirinya.

"Wookie?"

"Aku pulang, aku kurang enak badan" Wookie memasukkanku ke dalam tas dan segera beranjak pergi tanpa memperdulikan panggilan Henry yang berteriak memanggilnya dan mengingatkannya akan rapat OSIS jam pelajaran kedua nanti.

Wookie kembali menangis.

Seharusnya aku yang menangis Wookie, bukan kau.


OoooooooooooooooooO

"Kyu, jahat.. Kyu jahat!" Wookie membanting semua buku yang ada di mejanya. Menelngkupkan kepalanya di atas meja. Belum pernah aku melihatnya sesedih ini. Brengsek itu benar-benar kacau! Aku akan menghabisinya. Andai aku bisa. Seharusnya dia yang menjadi boneka. Bukan aku! Dia tak pantas jadi manusia yang selalu membuat Wookie-ku menangis. Manusia sialan!

"Yesung, kau masih bersamaku kan?" Bisik Wookie lemah diantara isak tangisnya.

Selamanya.
Tit 

Nada email berbunyi dari ponsel Wookie yang bersembunyi di balik tasnya yang ada di atas meja. Tak urung juga Wookie meraihnya dan membuka flip ponsel bewarna hitamnya.

"Kyu?"

Pria brengsek itu! Apa maunya?

"Apakah aku harus menemuinya, Yesung?"

Jangan bertanya kepadaku yang kau sendiri tahu jawabannya.

OoooooooooooooooO

Ukuranku mungkin memang kecil. Hanya memliki tinggi 15 cm yang membuatku mudah diselipkan dimana saja dan sekarang Wookie membawaku keluar dan menyelipkaanku dibalik kantung cardigan merah marunnya.

"Yesung, kau harus menolongku" Bisik Wookie kepadaku. Tangannya yang gemetaran menggenggam erat tanganku. Malam makin pekat dan Kyu masih saja diam. Mengayunkan dirinya sendiri di ayunan taman dan Wookie pun mengikutinya.

"Kenapa kau tadi bolos? Aku menunggumu. Bukankah kau berjanji akan pulang bersamaku? Aku meninggalkan kegiatan klub demi dirimu"

"Maaf, aku tidak enak badan"

"Kau sakit?" Kyu kemudian mendekati Wookie. Jongkok dihadapan Wookie dengan kedua lututnya menjadi tumpuannya.

"Hanya tidak enak badan"

Kyu kemudian mendekatkan kepalanya ke kepala Wookie. Menempelkan dahinya ke dahi Wookie. Aku dapat merasakan suhu Wookie yang kembali meningkat ketika dia makin memperat genggaman tangannya.

"Siapa namja itu?" Ujar Wookie tiba-tiba sambil melepaskan dahi Kyu.

"Namja?"

"Namja yang kau peluk tadi pagi"

"Kau meihatnya?" Kyu pun tertawa yang segera membuat Wookie keheranan.

"Siapa dia?"

"Siapa dia? Kau cemburu, ya? Hahahhaha! Kau terlihat imut ketika cemburu.

Tapi kau memang pantas cemburu, sih. Aku laki-laki yang begitu kau sukai, benar, kan? Tapi.. begini.. Dia sepertinya menyukaiku. Dan aku tidak bisa menolaknya. Mungkin kau harus tahu, bagiku yang masih mempunya perasaan ini atau mungkin semua orang pasti berpikiran sama denganku tidak akan pernah menolak seorang cantik yang menyukainya. Sama sepertiku. Kita masih muda, wajar untuk menyukai dua sekaligus.

Ya, kau bisa bilang aku ini manusia yang tidak setia, tapi memang begitulah aku. Apakah kau masih menerimanya? Kalau bisa kita lanjut, kalau tidak.. maaf aku tidak suka dengan tangisan"

Brengsek!

Tangan Wookie bergetar hebat. Dia kembali menggigit bibir bawahnya.

"Aku menyukaimu, Kyu" Wookie berusaha memandang kedua bola Kyu yang masih jongkok di hadapnnya.

"Aku tahu itu" Kyu pun tersenyum.

"Kau bisa beri alasan kenapa kau memperlakukanku seperti ini?" Wookie seperti berusaha mati-matian menahan airmatanya agar tidak runtuh dihadapn namja brengsek ini.

Sesaat Kyu tersentak mendengar pertanyaan Wookie namun dia kembali memamerkan senyumannya.

"Tidak ada alasan yang pasti, harusnya kau tahu itu" Kyu kembali menempelkan dahinya di dahi Wookie, mengelus rambut Wookie yang basah akan keringat.

"Kau memang brengsek!"

"I am" Kyu pun berdiri dan mengelus kepala Wookie pelan.

"Kau harus pulang, sudah malam" Kyu pun berdiri dan berjalan meninggalkan Wookie namun sesaat kemudian dia berbalik dan mengeluarkan sebungkus kado kecil dan melemparkannya kerah Wookie yang segera disambut Wookie dengan sigap.

"Besok ulang tahunmu. Selamat ulang tahun" Kali ini Kyu benar-benar pergi tanpa berbalik lagi meninggalkan Wookie yang masih terdiam. Tanpa tangisan.

Kali ini aku ingin melihatmu menagis Wookie.

OooooooooooooO

"Yesung, kau menyayangiku, kan? Kau tidak akan meninggalkanku kan? Kau akan selalu disini, kan? Temani aku, ya?"

Wookie sama sekali tidak menangis malam ini. Tangannya melingkar ditubuhku. Andai aku lebih besar dari ini. Akan kupeluk dia berbagi kehangatan bersamanya.

"Kyu, brengsek, ya? Kenapa aku bisa menyukainya Yesung? Dia jahat! Aku seharusnya sadar dari dulu. Dia jahat! Seharusnya aku sadar dari dulu aku sudah memilikimu, aku tidak butuh yang lainnya. Hanya kau yesung, hanya kau yang kubutuhkan."

Wookie makin mempererat pelukannya.

Menangislah Wookie.

"Aku takkan menangis malam ini. Sudah cukup aku menangis kemarin, sudah cukup aku menyusahkanmu"

Aku takkan membuatmu menangis. Kau harus ingat itu.

"Yesung, andai kau mendengarkanku apa yang kau rasakan? Apakah aku terlihat begitu bodoh?"

Kau terlihat begitu manis.

"Andai kau bisa berbicara apa yang akan kau katakan Yesung?"

Sama seperti dulu. Saranghae.

"Aku sedang apa? Berbicara dengan boneka? Aku pasti kelihatan bodoh! Benar, kan? Aku kelihatan bodoh?" Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata kiri Wookie yang kemudian mengalir ke mata kanannya. Dia menagis. Akhirnya menangis.

Ya, Tuhan gerakkan tanganku agar aku bisa menghapus kesedihan itu dimatanya. Menggengam erat pundaknya dan mengatakan bahwa dia masih memilikiku. Apakah doaku terlampau sulit untuk kau kabulkan?

Teng.. Teng.. Teng...

Jam 12 malam
"Ulang tahunku" Ujar Wookie lemah.

Ya, ulang tahunmu. Ya, Tuhan bantu aku memeluknya.
"Bantu aku melupakannya Yesung, dia mungkin memang bukan untukku. Sama sekali tidak pantas untukku. Semoga tahun ini aku bisa menemukan orang yang lebih baik dari dia. Semoga. Amin" Wookie kemudian memejamkan kedua matanya. Tidur. Tidur yang kuharap dapat membawa ketenangan dalam mimpinya yang indah.

Selamat ulang tahun Wookie-ku

OooooooooooooO

"Ngh... Dingin" Wookie menggeliat dalam pelukanku.

"Ohayou , Wookie" Aku mengecup dahi Wookie sama yang biasa ia lakukan setiap pagi terhadapku.
Impuls kedua bola mata Wookie terbuka dengan lebarnya dan mendapatiku yang masih mendekapnya.

"Argh! Siapa kau! Orang mesum!" Wookie melepaskan pelukanku dan merangkak kesudut tempat tidur. Memandangku takut bercampur heran.

"Siapa aku? Aku Yesung mu". Hey! Aku bisa berbicara. Itu suaraku.

"Kau bukan Yesung! Kau hanya pria mesum! Mana Yesung ku? Mana?"

"Pria mesum?" Baru kusadari sekarang aku melihat Wookie terlihat lebih kecil dibandingkan denganku.

Impuls aku beranjak dari tempat tidur dan berkaca di cermin Wookie yang lumayan besar. Ada seorang bayangan namja terpantul disana. Namja tanpa pakaian. Apakah itu aku?

"Siapa kau?" Ujar Wookie lagi takut-takut.

Hahahha. Aku menjadi seorang pria. Entahlah. Aku sungguh tidak peduli dengan semua ini, tapi sepertinya kali ini doaku terkabulkan. Terimakasih Tuihan..

Owari

Huahahahaha~ Gimana Chingudeul? Bagus? Pasti jelek kan? ToT *pundung dipada dongho*lol
Gomen ya kalo jelek, Kalo charanya ga sesuai. Apalagi Kyu~ Mianhae_
Mian kalo kyu kelewat jahat disini, wekekekeke~ tapi saya suka loh charanya! :p
*digundulin Kyu*

Sebenarnya ini FF buat Ultah saya, Cuma karena males ngepost,saya tukar deh, jadi ultahnya Wookie. Padahal ultahnya juga kapan~ -_-;)a ga apalah ya, anggap aja Wookie ultah *seenak udel*XDv
Wkwkwkwk~ Ada EunHae kembar *plak*XD

0 komentar:

 

♥KOREAN CHINGU (한국 친구)♥ © 2010 Web Design by Ipietoon Blogger Template and Home Design and Decor